Langsung ke konten utama

Harapan, Perhatian dan Kepastian #cangkir

Saya pengen nge’post tentang cangkir deh, apa istimewanya coba? Heemm... kalo buat saya di setiap cangkir yang saya pakai, baik itu dengan isian cokelat panas atau coffee atau latte, ada cerita di baliknya. Coba deh blogie balik cangkir itu, pasti ada ceritanya. Cerita kopi tumpah. Hahah... endak-endak, maksudnya kalo saya, kadang lagi berhubungan sama suasan hati gitu deh, kalo tiba mimik cantik di luar rumah. Seperti postingan saya di cokelat panas. Ini salah satunya, cangkir di awal tahun 2014. Yang lain, nanti menyusul. Secara langsung atau enggak, dengan memposting di sini, sama aja sih saya jadi sedikit (banyak) curhat. Heheh.. :d


I’ve posted this cup before. Remember? It was my first cup over my home. A cup of hot chocolate. Yap.. mungkin gak pertama-pertama banget sih, Cuma, itu yang saya ingat. Hehe *maklum yaah*
Kalo saya gak salah ingat, ini merupakan cangkir galau pertama saya. Tuh si mas nya paham banget deh pake dikasih gambar hati. Hahah. Galau kenapa cyiiin?? Sebenernya sih waktu itu saya lagi seneng-seneng, seneng-seneng atas pelarian. Pelarian? Iya pelarian akan ketidakpastian hati. Untung waktu itu ada si ganteng adek saya yang dengan senang hati mau menemani saya melepas penat sejenak di kota apel. Malang. Hawa sejuk Malang sore itu karena diguyur hujan, bikin tambah galau aja deh.

Singkatnya, waktu itu i thought that i have someone special. Tapi gak selalu apa yang kita inginkan sesuai, karena Tuhan punya rencana lain. Harapan, perhatian dan kepastian yang saat itu saya tunggu-tunggu dari seseorang itu ternyata gak kunjung datang. The day after i got that cup, we met up. And you know whaaattt?? Apakah harapan, perhatian dan kepastian yang saya nanti akhirnya datang juga? Well, don’t make big expectations. Hasilnya nol kosong saudara-saudara. Hahah.. saya gak tahu lagi mesti nulis apa nih. Yang jelas *versi saya* beberapa hari setelah pertemuan itu, dia menyudahi anggapan saya bahwa dia someone special saya saat itu. Saya Cuma bisa ketawa. Aneh. Mau nangis? Buat apa. Air mata saya untuk dia sudah habis sebelum dia menyudahinya. Sudah tidak ada karena terkuras di saat harapan, perhatian dan kepastian itu mengambang gak jelas.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cewek Smart

Dalam melakukan sesuatu itu memang harusnya ditarget, iya gak sih? Seperti beberapa hari yang lalu selama dua hari berturut-turut, ada beberapa hal yang masuk list to do saya (maklumlah lagi libur kuliah dan gak ada kerjaan, jadi ya bikin-bikin geje aja) hehe,, list to do-nya missal : ambil buku di mbak Ria, ambil tiket gowes di warung komplek, itu untuk malamnya dan besok paginya rencananya pagi-pagi sekali saya mau berguru pada teman SMA saya mengenai taking2 (tapi yang ini gak jadi, si do’i bangun kesiangan : ( ), abis gitu ke kampus tanya-tanya masalah orientasi (maklumlah hitungannya kan saya masih mahasiswa baru, baru tujuh semester di ITS ) dan bikin kartu perpus (woh biar kliatan rajin, pake punya kartu perpus segala, haha) *interview gak sengaja* Gini nih, seperti yang tadi saya bilang, salah satu plan saya adalah “mengambil buku di mbak Ria”. Hem,, buku apa itu? Dan siapa mbak Ria? Yap ini kedua kalinya saya berkunjung ke rumahnya yang gak jauh dari rumah nenek saya. Dan

From Station to Station

Dari hati ke hati…. *eh Maaf maaf bukan waktunya ngegombal niiihh… eling eling!! Hehe. Bukan mau ngegombal kok, tenang aja. Cuma mau berbagi sedikit cerita perjalanan selama survey beberapa hari yang lalu. Kebetulan ada tugas dari dosen Infrastruktur Transportasi buat melakukan survey ke stasiun. Terserah sih mau ke stasiun mana. Apa saja yang disurvey? Yaitu meliputi : Ø   Lokasi Stasiun Ø   Fasilitas di Stasiun Ø   Layout Emplasemen Stasiun : Jumlah Track, Wesel, Peron, dsb Ø   Sistem Persinyalan Saya dan lima orang teman yang lain – Selpi, Abu, Dewanty, Eca, dan si Om Wawan – memutuskan untuk survey ke Kediri. Kenapa Kediri? Yah karena kita kehabisan stasiun yang deket-deket Surabaya. Lagipula gak sedikit kok temen-temen satu kelas yang survey di luar kota, malah sampai Bandung (niat banget yah… ya iyalah lha wong mereka sekalian pulang kampung :D ). Karena satu orang harus satu stasiun, maka kami carinya juga harus ada enam stasiun. Stasiun pertama yang

Steak Tuna

sekali sekali bikin makanan ala-ala resto ato kafe-kafe gitu aahhh... hihihi.. tapi makanan yang sehat dan penuh gizi dan pastinya yummy ala chef ... :P Yup!! mumpung ada ikan tuna yang masih ada banyak untuk bahan dagangan, saya coba-coba deh bikin Steak Tuna. ternyata gampang bingit. tinggal mau tingkat kematangan yang seperti apa aja yang diinginkan. kayak bikin steak daging biasanya itu loh. yang ada tingkatan kematangan dagingnya, macam medium, rare, well done. tadinya mau coba bikin medium yang dalamnya masih agak kemerah-merahan gitu, tapi saya takut mentah dan gak enak, jadinya saya bikin almost well done. apapun itu, daging ikan tuna itu gurih. beneran gurih. :9 which one do you prefer to serve? Cara bikinnya gampang bingit. pertama, siapin dulu bahan-bahannya, seperti; 1.    Ikan tuna steak dengan ketebalan kurleb 2,5cm (yang sudah dipotong steak ya.. bukan tuna kalengan.. heheh) 2.    Kentang ukuran sedang (kupas dan potong sesuai selera) 3.    Wortel