Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Juli, 2008

keluarkan semua yang dipikirkan

bingung,,, aku bener-bener bingung sebenarnya punya seorang kawan yang terkadang merasa bahwa dirinya itu tidak ada apa-apanya,, merasa bahwa dirinya itu diperlukan, tidak dibutuhkan,,,, aku sendiri gak tahu bagaimana harus bersikap dan menyikapinya,,,aku takut jikalau aku ngomong sedikit yang bersifat memberi saran atau bagaimana,, nanti dikira aku terlalu ikut campur dan sok menggurui,,, tapi dilain pihak kalau aku diam saja, dikiranya malah aku tidak peduli dengannya,,, sungguh aku gak ada maksud untuk menggurui atau apa,,, aku tidak ingin pertemanan diantara kami jadi renggang hanya karena aku salah ngomong,,, itulah yang dari dulu aku takutkan jika berhubungan dengan teman yang lain,,, teman yang sekiranya sudah dekat,,, karena pernah suatu saat dia mendapat tawaran untuk bergabung pada sebuah kepanitiaan dimana dia merupakan salah seorang yang menjadi pengonsep dari acara yang akan diselenggarakan,, dia minta pendapat pada saya,, yah aku sarankan lebih baik ikut saja sebagai pela

My Short Story 2

Dia di Hari Rabu Sudah sejak malam tadi aku menunggunya di tempat ini. Tempat pertama kali aku dan dia bertemu. Namun sampai jarum jam yang ada di tanganku menunjukkan pukul 2.30 dini hari pun, dia tak kunjung datang. Dia janji untuk bertemu denganku. Sudah sejak seminggu yang lalu kami merencanakan pertemuan ini. *** “Sil, bagaimana kalau kita bertemu lagi?” tanyanya. “Ehm,, kau ini baru saja semalam kita bertemu, sekarang kau sudah minta untuk bertemu lagi.” “Bukan sekarang Sil. Kalau sekarang, aku sendiri masih sibuk. Pekerjaan di kantorku banyak sekali.” “Baiklah kalau begitu. Kapan kau mau bertemu lagi denganku?” “Bagaimana kalau Rabu depan?” “Kau ini suka sekali ya bertemu di hari Rabu. Beberapa kali kita bertemu, kau selalu saja minta bertemu di hari Rabu. Apa hari yang lain untuk kekasihmu yang lain?” “Sila, kau ini suka sekali bercanda. Aku tak punya kekasih. Kebetulan saja hari Rabu aku lagi free.” “hem, baiklah kalau begitu. Rabu depan kita bertemu.” “Kau sendiri kenapa meng

My Short Story,,

Where Are You, Nay? ”Mbak, kamu dimana?” Begitulah kira-kira pesan yang dikirim oleh Ririn pada Naya. “Mbak, kamu dimana? Besok ada latihan paduan suara dikampus. Kamu ikut ya. Please mbak.” Ini sudah kesekian kalinya Ririn mengirim pesan pada Naya, namun tak satu pun di balas oleh Naya. *** Two weeks ago… Hari yang cerah dan semestinya semua akan baik saja. Pikir Ririn. Tapi,, “Mbak gimana? Sudah sehat? Kamu lagi dimana?” “Masih belum sehat bener. Aku lagi di luar kota.” Balas Naya. “Oh… cepet sembuh ya mbak. Kamu ngapain disana? Sama ortu ta?” “Nggak,, aku lagi sama orang-orang yang nggak aku kenal sama sekali.” “Hah?? Maksudmu apa mbak?!!” Ririn tak mengerti maksud Naya. Tak ada balasan. Satu jam, dua jam, empat jam. Tak ada balasan sama sekali. Ririn penasaran. Ada apa gerangan? Is she okay? *** One week ago… Dalam waktu dekat akan diadakan sebuah kompetisi paduan suara di kota yang mendapat julukan Paris van Java alias Bandung. Ririn dan kawan-kawan sesama anggota paduan suara ya

go to Pacitan

ehem,,, mulai tanggal 12 sampai 15 Juli kemarin, saya berlibur ke Pacitan tepatnya ke rumah si Mbah,, nanti akan saya ceritakan lebih lanjut lagi. apa saja yang saya lakukan di sana,,, yah walaupun tidak terlalu banyak yang saya lakukan,, tapi yang penting kan bisa menyenangkan si Mbah dengan kehadiran cucu-nya di sana,,,, ok,,, segera akan saya posting kan,, tapi tidak saat ini,, masih ada yang harus saya kerjakan,,,^_^ salam,, SinTa..