Langsung ke konten utama

#2 Bromo (lagi)



Kawah Bromo
Selesai dari Penanjakan, kita menuju ke kawah Bromo. Sejauh mata memandang, yang ada itu cuma abu-abu dan pasir dan yang dirasakan adalah debu. OMG. Kita mau naek kesana??!! Impossible tadinya saya pikir. Mengingat ini berpasir, ini berdebu dengan jalanan menanjak menuju kawah Bromo. Gak bisa dibohongi, saya gak sekuat badan saya mulai beranjak melebar. Tapi, ternyata, dengan tekat yang kuat, dan sindiran dari temen-temen, akhirnya saya bisa juga sampe ke mulut kawah. Subhanallah. Gak nyangka, karena saat pertama ke Bromo – yang hanya sampai pada Penanjakan 2 – saja, saya gak kuat buat naik lebih lagi. Apalagi yang ini lebih berpasir, subhanallah.


Naek ke kawah Bromo itu bagi saya berat. Dan ini bikin saya teringat masa-masa lalu. Waktu ada seseorang yang bikin video naek ke kawah bromo sambil bawa bunga edelweiss dan dengan bertelanjang dada di dinginnya Bromo. Nekat banget sih itu orang. Salut sama kenekatannya dan maaf yah yang dulu ituh :)



Bukit Teletubies



Tujuan selanjutnya adalah bukit teletubies. Kenapa disebut bukit teletubies? Iyah karna kayak bukit-bukit yang ada dibelakang rumahnya tinkywinky, dipsy, lala dan pooh, yang jadi ikon’nya teletubies. Subhanallah. Walaupun sedikit berdebu, hawa disini tetep sejuk, meskipun matahari juga sudah mulai naik. Huuummm… it’s a great place for take some pictures for prewedd. Hahaha…. Beneran deh. Tapi ya gitu kudu nahan sama debu dan pasir-pasirnya. 

 dua ponakan si pai, kecil-kecil semangatnya gedhe banget. :)

 rempong deh cyyiiinnn :D




Pasir Berbisik
Tahu film pasir berbisik? Yang dibintangi sama Dian Sastrowardoyo dan Christine Hakim? Beuh… saya gak pernah nonton filmnya loh.. hehehe… Cuma lihat sedikit-sedikit cuplikannya. Dan di sini, bukit dan padang pasir di sinilah tempat pengambilan gambar alias lokasi syuting’nya. Kereenn.. emang terlihat gersang sih, tapi kalo dibayangkan ini kayak di Eropah kali yah, Eropah dengan bukit-bukit saljunya dan yang terlihat sejauh mata memandang adalah warna putih, sedangkan di sini, sejauh mata memandang, yang ada adalah warna abu-abu dari pasir. Huummm si Dian Sastro dulu dibisikin apa yah sama pasir-pasir di sini? :D






Penanjakan 1 – Kawah Bromo – Bukit Teletubies – Pasir Berbisik, udah semua. Waaahhhh seneng deh, waktunya balik ke homestay, menyiapkan makan siang dan back to Surabaya.


Ouhhh beratnya meninggalkan liburan ini. Huuummmm semoga dapat kembali lagi kemari. Nonton jazz gunung, huuum semoga.. :) dan juga terus mengagumi keindahan dan kebesaran semua ciptaanNya. Terima kasih ya Allah, Engkau masih memberi kesempatan pada hamba untuk dapat melihat dan terus mengagumi hasil karyaMu. :)

Komentar

wawanisme mengatakan…
klambine iki gak nguati.... untung ae gak akeh sing eruh.. wkwkwk :D

ajari memfoto sing apik piye sin??.. kok fotomu apik-apik,,, :)
fransintablog mengatakan…
g usah rame2 om :)

Postingan populer dari blog ini

Cewek Smart

Dalam melakukan sesuatu itu memang harusnya ditarget, iya gak sih? Seperti beberapa hari yang lalu selama dua hari berturut-turut, ada beberapa hal yang masuk list to do saya (maklumlah lagi libur kuliah dan gak ada kerjaan, jadi ya bikin-bikin geje aja) hehe,, list to do-nya missal : ambil buku di mbak Ria, ambil tiket gowes di warung komplek, itu untuk malamnya dan besok paginya rencananya pagi-pagi sekali saya mau berguru pada teman SMA saya mengenai taking2 (tapi yang ini gak jadi, si do’i bangun kesiangan : ( ), abis gitu ke kampus tanya-tanya masalah orientasi (maklumlah hitungannya kan saya masih mahasiswa baru, baru tujuh semester di ITS ) dan bikin kartu perpus (woh biar kliatan rajin, pake punya kartu perpus segala, haha) *interview gak sengaja* Gini nih, seperti yang tadi saya bilang, salah satu plan saya adalah “mengambil buku di mbak Ria”. Hem,, buku apa itu? Dan siapa mbak Ria? Yap ini kedua kalinya saya berkunjung ke rumahnya yang gak jauh dari rumah nenek saya. Dan

From Station to Station

Dari hati ke hati…. *eh Maaf maaf bukan waktunya ngegombal niiihh… eling eling!! Hehe. Bukan mau ngegombal kok, tenang aja. Cuma mau berbagi sedikit cerita perjalanan selama survey beberapa hari yang lalu. Kebetulan ada tugas dari dosen Infrastruktur Transportasi buat melakukan survey ke stasiun. Terserah sih mau ke stasiun mana. Apa saja yang disurvey? Yaitu meliputi : Ø   Lokasi Stasiun Ø   Fasilitas di Stasiun Ø   Layout Emplasemen Stasiun : Jumlah Track, Wesel, Peron, dsb Ø   Sistem Persinyalan Saya dan lima orang teman yang lain – Selpi, Abu, Dewanty, Eca, dan si Om Wawan – memutuskan untuk survey ke Kediri. Kenapa Kediri? Yah karena kita kehabisan stasiun yang deket-deket Surabaya. Lagipula gak sedikit kok temen-temen satu kelas yang survey di luar kota, malah sampai Bandung (niat banget yah… ya iyalah lha wong mereka sekalian pulang kampung :D ). Karena satu orang harus satu stasiun, maka kami carinya juga harus ada enam stasiun. Stasiun pertama yang

Steak Tuna

sekali sekali bikin makanan ala-ala resto ato kafe-kafe gitu aahhh... hihihi.. tapi makanan yang sehat dan penuh gizi dan pastinya yummy ala chef ... :P Yup!! mumpung ada ikan tuna yang masih ada banyak untuk bahan dagangan, saya coba-coba deh bikin Steak Tuna. ternyata gampang bingit. tinggal mau tingkat kematangan yang seperti apa aja yang diinginkan. kayak bikin steak daging biasanya itu loh. yang ada tingkatan kematangan dagingnya, macam medium, rare, well done. tadinya mau coba bikin medium yang dalamnya masih agak kemerah-merahan gitu, tapi saya takut mentah dan gak enak, jadinya saya bikin almost well done. apapun itu, daging ikan tuna itu gurih. beneran gurih. :9 which one do you prefer to serve? Cara bikinnya gampang bingit. pertama, siapin dulu bahan-bahannya, seperti; 1.    Ikan tuna steak dengan ketebalan kurleb 2,5cm (yang sudah dipotong steak ya.. bukan tuna kalengan.. heheh) 2.    Kentang ukuran sedang (kupas dan potong sesuai selera) 3.    Wortel