Langsung ke konten utama

Oleh-oleh Lebaran 1436H


Mudik! Mudik! Mudik! Yippii!!

Mumpung masih dalam suasana lebaran, saya mau posting dikit mengenai lebaran kemarin aahhh... heheh

Jarang-jarang bisa mudik bareng mama dan bapak di kampung halaman apalagi sampai ikutan sholat Ied bareng di sana. Iyah, karena ini tahun pertama bapak pensiun sebulan lalu, jadi bapak bisa pulang kampung lebih awal. Tidak seperti lebaran-lebaran sebelumnya yang baru bisa pulang kampung dua minggu setelah lebaran.

Lebaran kemarin ini, saya pulang H-2 sebelum sholat Ied. Lebaran bareng ortu atau endak di kampung halaman, bagi saya perjalanan menuju kampung tetep aja sama. Iyah, saya ikutan travel. Mobil bapak gak muat. Sudah keisi sama mama, bapak, kakak saya + istrinya + dua anaknya, juga adik saya yang paling kecil. Belum lagi barang-barang bawaan. So, saya dan kakak paling gede berangkat naek travel.


ini keluarga dari mama, belum semuanya kumpul buat foto. pada malu-malu :D

Seperti yang sudah saya tulis di postingan sebelumnya, pagi sampai sore hari sebelum berangkat, saya masih harus garap pesenan kue, jadi sama sekali belum packing. Alhasil, packingan ala kadarnya asal bawa. Akibatnya ada aja yang ketinggalan. Ada baju yang gak kebawa. Akhirnya sampai di rumah si mbah, seperti biasa saya pinjem daster buat di rumah. Hahaha... yaahh udah macam emak-emak gitu laaah..

yang ini juga cuma sebagian kecil dari keluarga bapak

Topik hangat yang lagi in selain di postingan terdahulu, yaitu AKIK. Iyah batu akik. Berawal dari bapak yang dapat sms dari seorang temannya yang kurang lebih tulisannya begini,”Pak, saya titip batu dari Pacitan yang warna merah atau biru, berapapun nanti saya ganti.” Segitunya yang hobi sama akik. Heheh.

Jadi deh, bapak cerita sama saudara-saudara, tanya dimana itu bisa dapat akik. Setelah hasil cerita dan tanya-tanya itu, dapatlah bapak akik yang sudah dijadikan cincin. Langsung dapat dua. Yang satu dari keponakan bapak dan yang satu dari ipar bapak. Tapi, setelah diteliti dan dicermati, batu yang dari keponakan itu bukan akik, Cuma batu kali biasa. Karena ciri batu akik itu kalau disenter atau dikasih cahaya, cahayanya bakal tembus. Hahah... gak papa lah di bawa saja. Sedangkan punya iparnya, itu asli tembus. Kok bisa ya?

Tidak berapa lama setelah dikasih cincin akik, eh ada keponakan lain yang datang berkunjung dari sebuah desa di atas gunung, katanya dia jual akik dan punya lebih banyak. Hahaha... denger begitu si bapak langsung semangat buat titip.


yang hijau itu batu biasa, yang besar sendiri itu yang masih mentah belum dipoles

Ternyata gak Cuma bapak, sepupu saya yang lain yang kerja di Ibu kota juga begitu. Ceritanya kalau dia dititipin sama bosnya buat bawain akik dari Pacitan. Akhirnya waktu berkunjung ke rumah kerabat yang di atas gunung, dapet deh beberapa batu akik yang masih mentah belum dipoles dan beberapa batu cincin. Hadeh hadeh... segitunya orang-orang ini suka akik.. heheh.. *eh jangan gitu, tau-tau nanti malah doyan sendiri looh* :D

jadi ceritanya, lebaran kali ini, oleh-oleh yang paling dinanti adalah akik!!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cewek Smart

Dalam melakukan sesuatu itu memang harusnya ditarget, iya gak sih? Seperti beberapa hari yang lalu selama dua hari berturut-turut, ada beberapa hal yang masuk list to do saya (maklumlah lagi libur kuliah dan gak ada kerjaan, jadi ya bikin-bikin geje aja) hehe,, list to do-nya missal : ambil buku di mbak Ria, ambil tiket gowes di warung komplek, itu untuk malamnya dan besok paginya rencananya pagi-pagi sekali saya mau berguru pada teman SMA saya mengenai taking2 (tapi yang ini gak jadi, si do’i bangun kesiangan : ( ), abis gitu ke kampus tanya-tanya masalah orientasi (maklumlah hitungannya kan saya masih mahasiswa baru, baru tujuh semester di ITS ) dan bikin kartu perpus (woh biar kliatan rajin, pake punya kartu perpus segala, haha) *interview gak sengaja* Gini nih, seperti yang tadi saya bilang, salah satu plan saya adalah “mengambil buku di mbak Ria”. Hem,, buku apa itu? Dan siapa mbak Ria? Yap ini kedua kalinya saya berkunjung ke rumahnya yang gak jauh dari rumah nenek saya. Dan

From Station to Station

Dari hati ke hati…. *eh Maaf maaf bukan waktunya ngegombal niiihh… eling eling!! Hehe. Bukan mau ngegombal kok, tenang aja. Cuma mau berbagi sedikit cerita perjalanan selama survey beberapa hari yang lalu. Kebetulan ada tugas dari dosen Infrastruktur Transportasi buat melakukan survey ke stasiun. Terserah sih mau ke stasiun mana. Apa saja yang disurvey? Yaitu meliputi : Ø   Lokasi Stasiun Ø   Fasilitas di Stasiun Ø   Layout Emplasemen Stasiun : Jumlah Track, Wesel, Peron, dsb Ø   Sistem Persinyalan Saya dan lima orang teman yang lain – Selpi, Abu, Dewanty, Eca, dan si Om Wawan – memutuskan untuk survey ke Kediri. Kenapa Kediri? Yah karena kita kehabisan stasiun yang deket-deket Surabaya. Lagipula gak sedikit kok temen-temen satu kelas yang survey di luar kota, malah sampai Bandung (niat banget yah… ya iyalah lha wong mereka sekalian pulang kampung :D ). Karena satu orang harus satu stasiun, maka kami carinya juga harus ada enam stasiun. Stasiun pertama yang

Steak Tuna

sekali sekali bikin makanan ala-ala resto ato kafe-kafe gitu aahhh... hihihi.. tapi makanan yang sehat dan penuh gizi dan pastinya yummy ala chef ... :P Yup!! mumpung ada ikan tuna yang masih ada banyak untuk bahan dagangan, saya coba-coba deh bikin Steak Tuna. ternyata gampang bingit. tinggal mau tingkat kematangan yang seperti apa aja yang diinginkan. kayak bikin steak daging biasanya itu loh. yang ada tingkatan kematangan dagingnya, macam medium, rare, well done. tadinya mau coba bikin medium yang dalamnya masih agak kemerah-merahan gitu, tapi saya takut mentah dan gak enak, jadinya saya bikin almost well done. apapun itu, daging ikan tuna itu gurih. beneran gurih. :9 which one do you prefer to serve? Cara bikinnya gampang bingit. pertama, siapin dulu bahan-bahannya, seperti; 1.    Ikan tuna steak dengan ketebalan kurleb 2,5cm (yang sudah dipotong steak ya.. bukan tuna kalengan.. heheh) 2.    Kentang ukuran sedang (kupas dan potong sesuai selera) 3.    Wortel