Langsung ke konten utama

Trip To Gunung Kidul - Jogja #2

Esoknya, pagi-pagi kita meluncur ke Pantai Selatan dengan personel yang sama. Tanti, mas Andi – masnya Tanti - , Putri – adeknya Tanti - , Pipit – Sepupunya Tanti -, Mbak Linda – tantenya Tanti -, dan tentunya plus saya. Tadinya mau berangkat jam 6 pagi, tapi karena ini dan itu, akhirnya baru berangkat sekitar jam 7 kurang lah. Perjalanannya kurang lebih satu jam dari rumah Tanti di Plembutan – Playen – Wonosari. Dengan pemandangan hutan jati yang gersang selama di perjalanan menuju pantai selatan. Gersang banget, karena tahu sendiri kan, pohon Jati menggugurkan daunnya di musim kemarau untuk mengurangi penguapan. Tapi jangan salah, hawanya gak panas kok. Sejuk malah, apa mungkin karena masih pagi itu yah?? :D

Hutan Jati
Saya kira hanya terdiri dari tiga atau empat pantai di sepanjang pantai selatan Gunung Kidul, ternyata ada hampir delapan mungkin yah. Jadi, tidak hanya satu dua nama saja di sepanjang pantai selatan, tapi lebih dari itu. Mungkin yang mejadikan batas antara pantai satu dengan lainnya adalah cekungan, atau bukit-bukit kecil diantaranya yang dianggap sebagai awal dan akhir pantai.

Selamat Datang
-Pantai Indrayanti-
Bakalan menghabiskan waktu kalau mau mengunjungi semua pantainya, karena hanya akan sebentar saja main-mainnya. So, Tanti langsung ngajakin ke pantai Indrayanti. Setelah saya lihat-lihat di papan nama pintu masuk, ternyata tidak tertera pantai Indrayanti di sana. setelah saya tanyakan, ternyata pantai Indrayanti termasuk dalam pantai yang dikelola oleh swasta. Makanya departemen pariwisata tidak mencantumkan Indrayanti ke dalam nama-nama pantai yang dikelola. 




Persewaan Jet ski

Saat kami tiba di sana, terbilang masih pagi, sekitar pukul 8, tidak begitu ramai juga tidak begitu sepi. Keliling pantai sebentar, naik ke bukitnya, main air, memperhatikan orang-orang yang sedang menikmati pantai, huuuummmmm asiiikknyaaa. Jadi inget kata-katanya Windy Ariestanty di Journeys 2 “tinggal di Indonesia dan tidak menyukai pantai itu merugi.” Dan ketika pantai sudah mulai ramai, kami pun pindah ke pantai lainnya lagi yang lebih sepi. 

 (gambar kiri) ki-ka : Putri, Mbak LInda, Tanti. (gambar kanan) Pipit.

-Pantai Poktunggal-
Yap, pantai Poktunggal. Dan lagi-lagi, pantai ini tidak ada di daftar nama pantai yang dikelola Depbudpar. Dan pintu masuk ke pantai ini pun, berada di luar pintu masuk pantai keseluruhan. Yang ini benar masih sepi, ada lah beberapa kelompok yang datang, namun tidak seramai Indrayanti dan tentunya lebih bersih dibanding Indrayanti. Mungkin karena jalan menuju pantai Poktunggal masih lebih buruk dibandingkan dengan jalanan di pantai-pantai lainnya. Jalannya yang masih makadam dan jalan yang tidak terlalu lebar.

Lihat deh awannya, membentuk garis, seolah sama dengan garis pantainya :)

Pantai selatan memang berombak besar, makanya selalu ada larangan untuk tidak berenang di sana, lagipula saya juga tidak berniat renang. Huuummmm…. Berenang saja saya tidak bisa. Hehe. Jadinya Cuma main-main air aja, itu pun bakalan lari tunggang langgang saat air semakin naik mendekati pantai.

Taken by Tanti :)


PS : Waktu saya main ke Jogja, ternyata lagi ada gempa di daerah Bantul – Gunung Kidul, tepatnya 400km dari pantai. Ini kabar dari bapak saya dari Surabaya, saya sendiri gak kerasa apa-apa, gak  kerasa kalo lagi ada gempa. Mungkin karena sedang ada di jalan, atau memang radiusnya jauh dan skala gempanya juga tidak terlalu besar. Tapi syukurlah tidak terjadi apa-apa. :)

Komentar

Damar mengatakan…
Ini saya yang sudah di Jogja selama 9 tahun saja belum pernah ke Indrayanti loh ckckck
fransintablog mengatakan…
hehe.. gak pa-pa, jogja kan gedhe, masih banyak yang bisa dikunjungi.. :)

Postingan populer dari blog ini

Cewek Smart

Dalam melakukan sesuatu itu memang harusnya ditarget, iya gak sih? Seperti beberapa hari yang lalu selama dua hari berturut-turut, ada beberapa hal yang masuk list to do saya (maklumlah lagi libur kuliah dan gak ada kerjaan, jadi ya bikin-bikin geje aja) hehe,, list to do-nya missal : ambil buku di mbak Ria, ambil tiket gowes di warung komplek, itu untuk malamnya dan besok paginya rencananya pagi-pagi sekali saya mau berguru pada teman SMA saya mengenai taking2 (tapi yang ini gak jadi, si do’i bangun kesiangan : ( ), abis gitu ke kampus tanya-tanya masalah orientasi (maklumlah hitungannya kan saya masih mahasiswa baru, baru tujuh semester di ITS ) dan bikin kartu perpus (woh biar kliatan rajin, pake punya kartu perpus segala, haha) *interview gak sengaja* Gini nih, seperti yang tadi saya bilang, salah satu plan saya adalah “mengambil buku di mbak Ria”. Hem,, buku apa itu? Dan siapa mbak Ria? Yap ini kedua kalinya saya berkunjung ke rumahnya yang gak jauh dari rumah nenek saya. Dan

From Station to Station

Dari hati ke hati…. *eh Maaf maaf bukan waktunya ngegombal niiihh… eling eling!! Hehe. Bukan mau ngegombal kok, tenang aja. Cuma mau berbagi sedikit cerita perjalanan selama survey beberapa hari yang lalu. Kebetulan ada tugas dari dosen Infrastruktur Transportasi buat melakukan survey ke stasiun. Terserah sih mau ke stasiun mana. Apa saja yang disurvey? Yaitu meliputi : Ø   Lokasi Stasiun Ø   Fasilitas di Stasiun Ø   Layout Emplasemen Stasiun : Jumlah Track, Wesel, Peron, dsb Ø   Sistem Persinyalan Saya dan lima orang teman yang lain – Selpi, Abu, Dewanty, Eca, dan si Om Wawan – memutuskan untuk survey ke Kediri. Kenapa Kediri? Yah karena kita kehabisan stasiun yang deket-deket Surabaya. Lagipula gak sedikit kok temen-temen satu kelas yang survey di luar kota, malah sampai Bandung (niat banget yah… ya iyalah lha wong mereka sekalian pulang kampung :D ). Karena satu orang harus satu stasiun, maka kami carinya juga harus ada enam stasiun. Stasiun pertama yang

Steak Tuna

sekali sekali bikin makanan ala-ala resto ato kafe-kafe gitu aahhh... hihihi.. tapi makanan yang sehat dan penuh gizi dan pastinya yummy ala chef ... :P Yup!! mumpung ada ikan tuna yang masih ada banyak untuk bahan dagangan, saya coba-coba deh bikin Steak Tuna. ternyata gampang bingit. tinggal mau tingkat kematangan yang seperti apa aja yang diinginkan. kayak bikin steak daging biasanya itu loh. yang ada tingkatan kematangan dagingnya, macam medium, rare, well done. tadinya mau coba bikin medium yang dalamnya masih agak kemerah-merahan gitu, tapi saya takut mentah dan gak enak, jadinya saya bikin almost well done. apapun itu, daging ikan tuna itu gurih. beneran gurih. :9 which one do you prefer to serve? Cara bikinnya gampang bingit. pertama, siapin dulu bahan-bahannya, seperti; 1.    Ikan tuna steak dengan ketebalan kurleb 2,5cm (yang sudah dipotong steak ya.. bukan tuna kalengan.. heheh) 2.    Kentang ukuran sedang (kupas dan potong sesuai selera) 3.    Wortel