Langsung ke konten utama

Umroh #4 : Makkah

Seperti saat pertama tiba di Madinah, kami check in dulu d hotel dan beberes, lalau persiapan untuk umroh di Masjidil Haram.
Subhanallah Walhamdulillah Walaillaha illaloh Wallahu Akbar....
Akhirnya saya dapat melihat sendiri secara langsung ka'bah. Tidak dari gambar-gambar lukisan yang biasa di pajang di ruang tamu rumah atau tayang televisi seperti saya lihat selama beberapa hari yang lalu.
Saya melakukan umroh sebanyak 2 kali. Satu saat baru pertama tiba di Makkah pada malam hari dan yang kedua adalah dua hari setelah di Makkah dan dilakukan di siang hari.



Tidak ada bedanya antara malam dan siang hari. Keduanya Subhanallah sama-sama penuh oleh manusia. Dan sungguh berdesakan. Bisa sih tidak berdesakan, tapi jalannya terlalu jauh dari ka'bah.
Saat melakukan umroh kedua di siang hari, saya membayangkan lantai di sekitaran Ka'bah akan terasa begitu panas, mengingat matahari begitu terik. Tapi Subhanallah tidak. Lantainya biasa saja, seperti berjalan biasa saja, malah pada umroh kedua ini, Alhamdulillah saya dapat mencium Ka'bah, namun belum sampai pada Hajar Aswat, mungkin kehendak Allah di hari lain.
Perjalanan dari bukit Safa ke Marwa yang kelihatannya tidak begitu panjang dan jauh, ternyata cukup melelahkan, namun subhanallah rasanya jadi bugar. (Harus timbang badan nih sampe rumah) :D

-Jam Tertinggi di dunia-

Dari kamar hotel saya, yang paling suka saya lakukan adalah melihat masjidil Haram dengan latar jam yang katanya tertinggi di dunia. Jam itu berada di sebuah gedung yang difungsikan sebagai hotel. Kata bapak-bapak serombongan saya yang pernah menginap di hotel itu, kelihatannya saja hotel itu dekat dengan Masjidil Haram, padahal itu jauuuhh... Karena tingkat lantainya yang banyak. Dan lift'nya banyak berhenti.


-yang padam yang hancur-

Yap... Seperti tambal sulam. Karena perluasan Masjidil Haram yang terus dilakukan, mengharuskan hotel-hotel yang terletak di sekitaran masjid harus mengalami pembongkaran. Kalo lampu-lampu hotel di sekitaran masjid ada yang sudah padam dan rangka-rangka pintu-jendela sudah gak ada, itu artinya tinggal menghitung hari saja.  Mereka antri buat dihancurkan. Kanan-kiri hotel tempat saya menginap pun sudah padam lampunya. Dan benar mereka memang menunggu harí. Seperti manusia yang menunggu untuk dipanggil Yang Kuasa selama-lamanya.







 
 



-Maulid Nabi-
Syukur alhamdulillah..hotel tempat saya menginap letaknya cukup strategis bagi saya (karna saya tidak begitu tahu juga daerah di sisi lain masjid), dekat dengan Masjidil Haram, dan sangat dekat dengan Maulid Nabi -tempat kelahiran Rasulullah-. Jadi setiap berangkat dan pulang dari masjid, saya hampir selalu melewati dan dapat melihat rumah dimana dulu Nabi Muhammad SAW. dilahirkan.
Hanya berbentuk bangunan biasa, itu saja agak mengalami perbaikan, karena katanya tidak sedikit orang-orang mencorat-coret dinding rumah tersebut. Di dinding depan rumahnya sekarang ada running text yang menjelaskan bahwa disanalah Nabi dilahirkan.


-Ziarah Kota Makkah-
Seperti saat di Madinah, di sini tentu saya dan rombongan tidak hanya berkegiatan hotel - Masjid - hotel - Masjid,, tapi juga perlu mengenal bagian lain dari kota Makkah, lebih tepatnya berkunjung ke situs-situs di kota Makkah.



Pertama, kami mengunjungi pergi ke Jabal Rahmah. Selama perjalanan menuju Jabal Rahmah agak khawatir juga, karena setiap jalan yang kami lewati selalu saja ditutup. Tidak tahu ada apa, jadi kendaraan-kendaraan yang lain pun juga harus putar balik dan mencari alternatif lain sehingga bisa sampai di Jabal Rahmah.. Dan Alhamdulillah kami pun sampai. Sempat diingatkan oleh pak Ustadz, kalo ada yang nawari buat foto-foto yang langsung jadi gitu mending gak usah, trus kalo dia ngalungin surban sampe maksa-maksa jawab "La!" Artinya tidak. Kalo dipaksa terus, nyanyi La la la la la la la la la--- hahah kok jadi geje --"


Well,, tahu kan artinya Jabal Rahmah... Bukit Kasih..alias bukit cinta. Kenapa diberi nama seperti itu? Karena itu adalah bukit dimana Nabi Adam dipertemùkàn kembali dengan Siti Hawa oleh Allah... Nah... Katanya kalo berdoa mengenai jodoh di sini, insyaAllah terkabul. Dan... Apa yang saya panjatkan? Apa yang saya minta? Adakah nama pria yang saya sebut saat di sana? Hahah... Rahasia donk... Hanya saya dan Allah yang tahu. :)  berulang kali ditawari spidol sama orang sana, maksudnya adalah buat nulisin nama diri dan pasangan, weits tapi saya belum ada pasangan, dan kebetulan saja saya naik ke atas bukit bareng salah satu teman serombongan, dan kebetulan cowok, dikiranya dia pasangan saya,, hadeh,, karena kita emang berdua aja naiknya, jadi berulang kali harus bilang "LA!"... Sampe saya mau bilang, "he is my brother." Iyah,, emang karna dia lebih muda dari saya. Fiuh... Dan belakangan baru diketahui kalo, itu spidol juga gak gratis, SR 10!!!! Yaap sekali tulis nama 25ribu,, mohon bawa spidol sendiri yah... :D

Selain ke Jabal Rahmah, kami juga ditunjukkan tempat-tempat yang disebut dengan mina, tempat untuk lempar jumroh, terwongan mina, dan juga ada Pohon Soekarno. Kok? Iyah.. Namanya memang Pohon Soekarno. Karena dulu yang menanam memang Pak Karno, Presiden pertama RI. Dan tanah yang digunakan untuk menanam pohon itu juga didatangkan langsung dari Indonesia. Wah hebat!! Pohon dari Indonesia aja udah sampe Makkah.. :)
Pohon Soekarno

Dan sekarang juga sudah ada monorel, tapi beroperasi hanya untuk masa Haji saja. Karena kan tahu sendiri tuh, kalo haji'an orangnya jutaan dari seluruh pelosok dunia.


Dan saat di Minà, dimana ada banyak sekali tenda-tenda yang hanya digunakan saat musim Haji, ternyata di atas bukitnya ada Istana Kerajaan Arab... Kita hanya melintasi dan melihat dari bawah saja, karena kita juga tidak keluar dari bus. :)
Tur kota Makkah ini diakhiri dengan kunjungan dan sholat di Masjid Ji'ronah. Dan juga bagi jama'ah yang akan umroh lagi, juga mengambil miqot dan berniat umroh mulai dari masjid Ji'ronah ini..


-Jumatan-
Kebetulan saat ziarah kota Makkah, dilakukan pada hari Jumat, sehingga selain daripada laki-laki alias yang perempuan boleh mengikuti sholat Jumat di masjid atau boleh tidak mengikuti. Dan saya memutuskan untuk sholat di Hotel saja. Sembari bisa melihat-lihat suasana sekitar masjid di waktu sholat, apakah sepi atau tetap saja ramai. Well, ternyata sepiiiii dan banyak kendaraan terparkir, subhanallah... Dan, ada mungkin beberapa orang yang telat mengikÙti khutbah, sehingga sholatnya pun harus terbelÀkang, jadi kalau dia memaksakan diri ikut sholat di dalam masjid juga gÀk keburu, akhirnya memilih untuk shÓlat di parkiran pinggir jalan, padahal itu siang hari dan matahari sedang tepat di atas kepala alias panas-panasnya. Subhanallah...



es krim favorit di hari-hari terakhir di Makkah

-Tawaf Wada'-
Kegiatan kami di Makkah di akhiri dengan Tawaf Wada' yaitu Tawaf Pamit. Dimana setelah kami melakukan Tawaf Wada', kami tidak diperbolehkan untuk sholat di dalam masjidil Haram. Jadi walaupun kami masih daLam waktu sholat saat di Makkah, kami harus sholat di  Hotel dan tidak boleh di Masjidil Haram.

-Bahasa Global-
Ya! Bahasa global itu sangat penting, masih beruntung saya saat di Madinah kemarin bertemu dengan orang asing (Iran) yang dapat berbahasa Inggris, walaupun saya tidak begitu lancar, tapi setidaknya saya sedikit mengerti arah pembicaraan. Tetapi saat saya di Makkah, kebetulan pernah orang di sebelah saya adalah orang Aljazair. And she couldn't speak in english. Jadi kami sedikit bicara dari hati ke hati saja. Dia menunjuk tas saya, saya bilang iya. Saya menunjuk mukena saya, saya jawab iya, its different with yours.
Yap, jadi begitulah sedikit pengalaman saya di Makkah... Semoga ini menjadi awal dari pengalaman saya,, semoga bisa kembali lagi ke Makkah... InsyaAllah آمِيّنْ... آمِّيْنَ يَا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ
:)
 To be continue :)

Komentar

Anonim mengatakan…
Assalamualaikum subhanallah that was a really awesome picture dear, i wish someday i can go there to amin.. I've followed you kindly visit me back and if you mind follow me back to:-) best regards

XX
Ian afifah
STARSNAPSHOT mengatakan…
kangen Mekah, huhuhu...
always exciting about umroh, mekah, madinah and jedah :)
fransintablog mengatakan…
@ian afifah,, wa'alaikumsalam.. insyaAllah someday.. :)

@starsnapshot... huhu,, aq baru balik aja pengen kesana lagi.. :D

Postingan populer dari blog ini

Cewek Smart

Dalam melakukan sesuatu itu memang harusnya ditarget, iya gak sih? Seperti beberapa hari yang lalu selama dua hari berturut-turut, ada beberapa hal yang masuk list to do saya (maklumlah lagi libur kuliah dan gak ada kerjaan, jadi ya bikin-bikin geje aja) hehe,, list to do-nya missal : ambil buku di mbak Ria, ambil tiket gowes di warung komplek, itu untuk malamnya dan besok paginya rencananya pagi-pagi sekali saya mau berguru pada teman SMA saya mengenai taking2 (tapi yang ini gak jadi, si do’i bangun kesiangan : ( ), abis gitu ke kampus tanya-tanya masalah orientasi (maklumlah hitungannya kan saya masih mahasiswa baru, baru tujuh semester di ITS ) dan bikin kartu perpus (woh biar kliatan rajin, pake punya kartu perpus segala, haha) *interview gak sengaja* Gini nih, seperti yang tadi saya bilang, salah satu plan saya adalah “mengambil buku di mbak Ria”. Hem,, buku apa itu? Dan siapa mbak Ria? Yap ini kedua kalinya saya berkunjung ke rumahnya yang gak jauh dari rumah nenek saya. Dan

From Station to Station

Dari hati ke hati…. *eh Maaf maaf bukan waktunya ngegombal niiihh… eling eling!! Hehe. Bukan mau ngegombal kok, tenang aja. Cuma mau berbagi sedikit cerita perjalanan selama survey beberapa hari yang lalu. Kebetulan ada tugas dari dosen Infrastruktur Transportasi buat melakukan survey ke stasiun. Terserah sih mau ke stasiun mana. Apa saja yang disurvey? Yaitu meliputi : Ø   Lokasi Stasiun Ø   Fasilitas di Stasiun Ø   Layout Emplasemen Stasiun : Jumlah Track, Wesel, Peron, dsb Ø   Sistem Persinyalan Saya dan lima orang teman yang lain – Selpi, Abu, Dewanty, Eca, dan si Om Wawan – memutuskan untuk survey ke Kediri. Kenapa Kediri? Yah karena kita kehabisan stasiun yang deket-deket Surabaya. Lagipula gak sedikit kok temen-temen satu kelas yang survey di luar kota, malah sampai Bandung (niat banget yah… ya iyalah lha wong mereka sekalian pulang kampung :D ). Karena satu orang harus satu stasiun, maka kami carinya juga harus ada enam stasiun. Stasiun pertama yang

Steak Tuna

sekali sekali bikin makanan ala-ala resto ato kafe-kafe gitu aahhh... hihihi.. tapi makanan yang sehat dan penuh gizi dan pastinya yummy ala chef ... :P Yup!! mumpung ada ikan tuna yang masih ada banyak untuk bahan dagangan, saya coba-coba deh bikin Steak Tuna. ternyata gampang bingit. tinggal mau tingkat kematangan yang seperti apa aja yang diinginkan. kayak bikin steak daging biasanya itu loh. yang ada tingkatan kematangan dagingnya, macam medium, rare, well done. tadinya mau coba bikin medium yang dalamnya masih agak kemerah-merahan gitu, tapi saya takut mentah dan gak enak, jadinya saya bikin almost well done. apapun itu, daging ikan tuna itu gurih. beneran gurih. :9 which one do you prefer to serve? Cara bikinnya gampang bingit. pertama, siapin dulu bahan-bahannya, seperti; 1.    Ikan tuna steak dengan ketebalan kurleb 2,5cm (yang sudah dipotong steak ya.. bukan tuna kalengan.. heheh) 2.    Kentang ukuran sedang (kupas dan potong sesuai selera) 3.    Wortel