Langsung ke konten utama

-Shopping can’t stop-

Diskon atau sale besar-besaran memang benar-benar sedang dilakukan oleh berbagai dept. store maupun outlet-outlet yang menjual pakaian yang notabene harganya mahal-mahal sekali pada umumnya. Animo dan reaksi masyarakat terhadap sale besar-besaran sungguh besar sekali, lebih besar daripada harga diskon yang ditawarkan oleh para distributor. Mungkin saya salah satu daripada korban yang diskon tersebut. Kemarin – Minggu, 21 September 2008 – saya berkunjung ke Tunjungan Plaza dan tahu apa yang terjadi di sana? Ya ampun, berjubel sekali, baru saja masuk parkiran sepeda motor sudah penuhnya bukan main, sudah begitu hari sedang panas-panasnya saat saya berada di sana. Begitu saya masuk ke gedung Tunjungan Plaza semakin ramai lagi keadaan di dalam sana. Semua orang sibuk memilih, melihat-melihat, dan memborong barang-barang yang sedang didiskon besar-besaran. Saya sendiri jadi bingung begitu sampai di sana. Begitu banyak pilihan, begitu banyak pula barang yang didiskon gila-gilaan, dan semakin bingung lah saya untuk memilih. Ada satu program yang dibuat oleh salah satu dept. store di sana, agak unik, tetapi banyak sekali yang berminat dan berlomba-lomba untuk mendapatkan hadiah yang disediakan oleh program dept. store tersebut. Seperti halnya, pembeli dapat menukarkan struk belanjanya dengan sebuah hadiah yang telah disediakan dengan syarat berbelanja minimal satu juta rupiah dan dengan waktu transaksi yang telah ditentukan. Saya agak tidak sreg saja, ini kok minimal belanjanya besar sekali – bagi saya – tetapi, hadiah yang diterima juga tidak terlalu sepadan dengan jumlah nominal yang telah dibeli. Ada seorang bapak yang mendapatkan sebuah hadiah dari penukaran struk belanja itu dan berupa sepasang sepatu, dan tahu, pasti barang yang sudah diterima tidak dapat dikembalikan. Begitu juga yang dialami bapak ini, mungkin sepatu yang diterima bapak tidak cocok ukurannya ataupun modelnya, sependengaran saya – kebetulan saya hanya mendengarnya melalui pengeras suara saja dan tidak melihatnya secara langsung – bapak itu ingin minta tukar hadiah, tetapi tentu seperti yang sudah saya katakana ‘barang yang telah diterima tidak dapat dikembalikan lagi atau pun di tukar’. Getun – kata orang Jawa bilang – alias keki juga ya kalau kejadiannya seperti itu. Tetapi sungguh saya akui saya adalah salah satu korban daripada diskon besar-besaran tersebut sampai-sampai saya ‘mbelani’ untuk menggunting potongan diskon yang tertera di koran edisi hari Sabtu, 20 September 2008 karena masa berlakunya hanya dua hari saja. Dan akhirnya setelah berputar-putar dan dengan segala pertimbangan, saya mendapatkan tiga item yang memang sudah saya niati dari kemarin-kemarin untuk membelinya, yaitu sepasang sepatu berwarna coklat – untuk urusan sepatu, saya benar-benar jatuh cinta sama yang berwarna coklat atau krem – kemudian sebuah baju – sepertinya agak cocok untuk kuliah, walaupun saya sendiri masih bingung mau nge-mix baju itu dengan kerudung warna apa karena bajunya berwarna hijau kecoklatan dengan lengan panjang berwarna putih – lalu yang telah lama saya cari dan saya inginkan adalah rok panjang yang lebar – rok ini bermotif batik, yah walaupun bukan batik tulis atau batik seperti selendang-selendang yang biasa digunakan untuk menggendong adik bayi tapi yang penting aku dapat yang bermotif batik – dan kali ini saya tidak begitu kecewa dengan perjalanan belanja saya kali ini. Cukup memuaskan dan melelahkan juga karena di sana-sini ramainya bukan main. Dan tidak lupa membawakan oleh-oleh untuk orang rumah. Saya membelikan setengah dozen donat J-Co, dan ini yang menurut saya cukup mahal, donat berisi enam biji saja, harganya separuh harga rok saya. Ini rok saya yang kemahalan atau bagaimana ya? Hehehe,,, tapi, mak nyus kok donatnya, cukup untuk orang serumah.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cewek Smart

Dalam melakukan sesuatu itu memang harusnya ditarget, iya gak sih? Seperti beberapa hari yang lalu selama dua hari berturut-turut, ada beberapa hal yang masuk list to do saya (maklumlah lagi libur kuliah dan gak ada kerjaan, jadi ya bikin-bikin geje aja) hehe,, list to do-nya missal : ambil buku di mbak Ria, ambil tiket gowes di warung komplek, itu untuk malamnya dan besok paginya rencananya pagi-pagi sekali saya mau berguru pada teman SMA saya mengenai taking2 (tapi yang ini gak jadi, si do’i bangun kesiangan : ( ), abis gitu ke kampus tanya-tanya masalah orientasi (maklumlah hitungannya kan saya masih mahasiswa baru, baru tujuh semester di ITS ) dan bikin kartu perpus (woh biar kliatan rajin, pake punya kartu perpus segala, haha) *interview gak sengaja* Gini nih, seperti yang tadi saya bilang, salah satu plan saya adalah “mengambil buku di mbak Ria”. Hem,, buku apa itu? Dan siapa mbak Ria? Yap ini kedua kalinya saya berkunjung ke rumahnya yang gak jauh dari rumah nenek saya. Dan

From Station to Station

Dari hati ke hati…. *eh Maaf maaf bukan waktunya ngegombal niiihh… eling eling!! Hehe. Bukan mau ngegombal kok, tenang aja. Cuma mau berbagi sedikit cerita perjalanan selama survey beberapa hari yang lalu. Kebetulan ada tugas dari dosen Infrastruktur Transportasi buat melakukan survey ke stasiun. Terserah sih mau ke stasiun mana. Apa saja yang disurvey? Yaitu meliputi : Ø   Lokasi Stasiun Ø   Fasilitas di Stasiun Ø   Layout Emplasemen Stasiun : Jumlah Track, Wesel, Peron, dsb Ø   Sistem Persinyalan Saya dan lima orang teman yang lain – Selpi, Abu, Dewanty, Eca, dan si Om Wawan – memutuskan untuk survey ke Kediri. Kenapa Kediri? Yah karena kita kehabisan stasiun yang deket-deket Surabaya. Lagipula gak sedikit kok temen-temen satu kelas yang survey di luar kota, malah sampai Bandung (niat banget yah… ya iyalah lha wong mereka sekalian pulang kampung :D ). Karena satu orang harus satu stasiun, maka kami carinya juga harus ada enam stasiun. Stasiun pertama yang

Oleh oleh minal minul

Minal aidzin wal faidzin… Mohon maaf lahir batin... Taqoballahu minna wa minkum… Taqobal ya karim…     Lebaran tiba, musim mudik pun tiba :) hai hai,, sekarang udah ada sinyal lagi, dan berasa kembali ke peradaban (hahah,, kayak kemarin abis menghilang dari peradaban aja) dan bisa menulis kembali, dan mari kita berbagi cerita lagi :D. Senangnya bisa berkumpul lagi dengan keluarga-keluarga jauh, ngeliatin tingkah laku adek-adek kecil yang gak karuan dan kadang bikin keki juga geli. Lebaran selama 4 hari saya habiskan di Pacitan tepatnya di Lorok (Kawedanan - Pembantu kabupaten) . Lorok   - tempat nenek saya - masih 1,5 jam perjalanan dari Pacitan kota dan tetap melewati pegunungan yang berkelok-kelok. Pemerintah mengumumkan bahwa sholat Iedul Fitri diselenggarakan pada tanggal 31 Agustus 2011, namun Muhammadiyah menyelenggarakan pada tgl 30 Agustus 2011 – kata mereka, ini sudah melalui perhitungan dan melihat hilal – tapi, di Lorok ada dua versi juga. Di kawedanan d