Langsung ke konten utama

My Short Story,,

Where Are You, Nay?


”Mbak, kamu dimana?” Begitulah kira-kira pesan yang dikirim oleh Ririn pada Naya.
“Mbak, kamu dimana? Besok ada latihan paduan suara dikampus. Kamu ikut ya. Please mbak.” Ini sudah kesekian kalinya Ririn mengirim pesan pada Naya, namun tak satu pun di balas oleh Naya.

***

Two weeks ago…
Hari yang cerah dan semestinya semua akan baik saja. Pikir Ririn. Tapi,,
“Mbak gimana? Sudah sehat? Kamu lagi dimana?”
“Masih belum sehat bener. Aku lagi di luar kota.” Balas Naya.
“Oh… cepet sembuh ya mbak. Kamu ngapain disana? Sama ortu ta?”
“Nggak,, aku lagi sama orang-orang yang nggak aku kenal sama sekali.”
“Hah?? Maksudmu apa mbak?!!” Ririn tak mengerti maksud Naya.
Tak ada balasan.
Satu jam, dua jam, empat jam.
Tak ada balasan sama sekali. Ririn penasaran. Ada apa gerangan? Is she okay?

***

One week ago…
Dalam waktu dekat akan diadakan sebuah kompetisi paduan suara di kota yang mendapat julukan Paris van Java alias Bandung. Ririn dan kawan-kawan sesama anggota paduan suara yang lain tidak kalah sibuknya menyiapkan ini semua. Latihan, latihan dan latihan terus dilakukan. Tapi, untunglah dalam satu minggu ke depan pelatih memberi waktu luang untuk istirahat latihan.
“Rin, Naya mana?” Tanya Tika – salah seorang senior – .
“Ehm, Naya, ndak tahu mbak, sudah lama juga kita nggak kontak.”
“Kamu ini gimana sih Rin? Kamu ini kan temen satu jurusannya, paling ngak kamu tanyakan donk ke dia ya. Bilang sama dia kalau kompetisi ini akan segera berlangsung dan kalau dia memang tidak niat untuk ikut lebih baik bilang dari sekarang daripada nanti-nanti malah merepotkan banyak orang, yah walaupun kita punya banyak cadangan sih sebenarnya.”
“Eh,ehm, iya mbak nanti coba aku tanyakan ke Naya.”

***

Fourth days ago…
“Naya, kamu kemana saja?”
“Eh,,ehm,, aku, aku pagi ini baru pulang dari Malang. Iya dari Malang.”
“Oh… boleh aku duduk di sini?”
“Duduk aja.”
“Senin depan ada latihan buat ke Bandung. Ikut ya.”
“Wah aku gak janji. Habisnya besok pagi-pagi aku sudah harus take-off ke Jakarta bareng orang tuaku.”
“Usahain ya Nay, Minggu sudah balik ke sini. Kamu belakangan ini pergi terus Nay, gak pernah ikut latihan juga. Kamu lagi sibuk?”
“Ah, biasa aja.”
“Maksud kata-katamu dulu apa Nay? Yang kamu bilang kalau kamu lagi di tempat yang kamu gak kenal orang-orangnya. Maksud kamu apa?”
Diam.
“Kamu lagi ada masalah? Cerita aja Nay. Aku siap dengerin semua ceritamu kok Nay.”
Hening.
“Oke kalau kamu nggak mau cerita sekarang. Tapi, lain kali cerita ya. Jangan lupa Senin depan ada latihan.” Ririn capek berbicara di depan orang yang sibuk sendiri dan tidak menganggap dirinya ada.

***

Today…
“Rin, kamu tahu dimana Naya?” Ada pesan masuk ke handphone Ririn.
“Enggak mas, kenapa?”
“Ini orang tuanya datang ke kampus nyari dia. Naya bilang ke orang tuanya kalau ada acara ke Jakarta bareng BEM. Kamu lagi gak ada acara paduan suara sama dia?”
“Enggak mas, ini saja latihannya lagi libur kok.”
“Kalau ada kabar-kabar dari Naya ya tolong kasi tahu.”
“Iya mas.”
Ririn tak habis pikir kenapa Naya sampai berbohong kepada orang tuanya dan juga padanya. Ada apa ini? Berbagai prasangka dan pertanyaan muncul di benak Ririn. Segala prasangka yang mungkin terjadi pada Naya, namun sesegera mungkin dihapuskannya pikiran-pikiran itu.

“Mbak kamu dimana?” Ririrn mengirim pesan pada Naya.
Tak ada balasan.
“Mbak kamu dimana?” Dan ini sudah yang kesekian kalinya Ririn mengirim, namun tak ada satu pun yang berbalas.
Di cobanya lagi.
“Mbak, kamu dimana? Esok ada latihan paduan suara di kampus, kamu datang ya, please, kamu dimana? Tadi ortumu nyari ke kampus.”
“Mereka nggak peduli sama aku.” Akhirnya ada balasan.
Ririn mencoba menelponnya. Handphone-nya mati. Dicobanya menghubungi nomer satu lagi. Tidak aktif juga. Ririn tak tahu lagi harus bagaimana. Mungkin dia memang sedang butuh sendiri.

Ya ampun Nay, kamu dimana sih?
Hanya berdoa yang bisa dilakukan Ririn sekarang.
Nay, semoga kamu baik-baik saja di sana.


by:
SinTa

Komentar

Nindy Hardjadinata mengatakan…
Wah, ceritanya bikin curious mak !
But it's good :]

Tapi, ya masih banyak yang ejaannya salah :]
Belajar lagi ya mak... *sok nasehatin*

Postingan populer dari blog ini

Cewek Smart

Dalam melakukan sesuatu itu memang harusnya ditarget, iya gak sih? Seperti beberapa hari yang lalu selama dua hari berturut-turut, ada beberapa hal yang masuk list to do saya (maklumlah lagi libur kuliah dan gak ada kerjaan, jadi ya bikin-bikin geje aja) hehe,, list to do-nya missal : ambil buku di mbak Ria, ambil tiket gowes di warung komplek, itu untuk malamnya dan besok paginya rencananya pagi-pagi sekali saya mau berguru pada teman SMA saya mengenai taking2 (tapi yang ini gak jadi, si do’i bangun kesiangan : ( ), abis gitu ke kampus tanya-tanya masalah orientasi (maklumlah hitungannya kan saya masih mahasiswa baru, baru tujuh semester di ITS ) dan bikin kartu perpus (woh biar kliatan rajin, pake punya kartu perpus segala, haha) *interview gak sengaja* Gini nih, seperti yang tadi saya bilang, salah satu plan saya adalah “mengambil buku di mbak Ria”. Hem,, buku apa itu? Dan siapa mbak Ria? Yap ini kedua kalinya saya berkunjung ke rumahnya yang gak jauh dari rumah nenek saya. Dan

From Station to Station

Dari hati ke hati…. *eh Maaf maaf bukan waktunya ngegombal niiihh… eling eling!! Hehe. Bukan mau ngegombal kok, tenang aja. Cuma mau berbagi sedikit cerita perjalanan selama survey beberapa hari yang lalu. Kebetulan ada tugas dari dosen Infrastruktur Transportasi buat melakukan survey ke stasiun. Terserah sih mau ke stasiun mana. Apa saja yang disurvey? Yaitu meliputi : Ø   Lokasi Stasiun Ø   Fasilitas di Stasiun Ø   Layout Emplasemen Stasiun : Jumlah Track, Wesel, Peron, dsb Ø   Sistem Persinyalan Saya dan lima orang teman yang lain – Selpi, Abu, Dewanty, Eca, dan si Om Wawan – memutuskan untuk survey ke Kediri. Kenapa Kediri? Yah karena kita kehabisan stasiun yang deket-deket Surabaya. Lagipula gak sedikit kok temen-temen satu kelas yang survey di luar kota, malah sampai Bandung (niat banget yah… ya iyalah lha wong mereka sekalian pulang kampung :D ). Karena satu orang harus satu stasiun, maka kami carinya juga harus ada enam stasiun. Stasiun pertama yang

Steak Tuna

sekali sekali bikin makanan ala-ala resto ato kafe-kafe gitu aahhh... hihihi.. tapi makanan yang sehat dan penuh gizi dan pastinya yummy ala chef ... :P Yup!! mumpung ada ikan tuna yang masih ada banyak untuk bahan dagangan, saya coba-coba deh bikin Steak Tuna. ternyata gampang bingit. tinggal mau tingkat kematangan yang seperti apa aja yang diinginkan. kayak bikin steak daging biasanya itu loh. yang ada tingkatan kematangan dagingnya, macam medium, rare, well done. tadinya mau coba bikin medium yang dalamnya masih agak kemerah-merahan gitu, tapi saya takut mentah dan gak enak, jadinya saya bikin almost well done. apapun itu, daging ikan tuna itu gurih. beneran gurih. :9 which one do you prefer to serve? Cara bikinnya gampang bingit. pertama, siapin dulu bahan-bahannya, seperti; 1.    Ikan tuna steak dengan ketebalan kurleb 2,5cm (yang sudah dipotong steak ya.. bukan tuna kalengan.. heheh) 2.    Kentang ukuran sedang (kupas dan potong sesuai selera) 3.    Wortel