Tahu buku 99 Cahaya di Langit Eropa?
Penulisnya Hanum Salsabiela Rais - Amien
Rais’s daughter – dan suaminya Rangga Almahendra . Saya sendiri baru tahu
mengenai Hanum saat baca buku itu. Tapi yang mau saya tulis sekarang bukan
mengenai Hanum yang jelas, melainkan karyanya, yakni buku 99 Cahaya di Langit
Eropa.
Banyak banget hal-hal yang baru saya ketahui
setelah membaca buku ini. Mulai dari roti
Croissant yang merupakan simbol
kemenangan Austria atas Turki, adanya tulisan Laa Ilaa ha Illallah di lukisan kerudung yang dikenakan Bunda
Maria, sampai kenyataan bahwa Napoleon Bonaparte adalah seorang Muslim. Ini
menarik, mengingat saya jarang sekali membaca hal-hal yang berhubungan dengan
sejarah. Setidaknya ini membuka wawasan saya juga. *itulah manfaat membaca
wahai saudara-saudara :)
Dalam posting kali ini, saya bukan bermaksud
membuat resensi buku 99 Cahaya di Langit Eropa. Saya hanya ingin menuliskan
kesan saya saja sama buku ini. Karena secara tidak langsung saya jadi
mengetahui beberapa hal yang saya blas
gadas gak tahu sebelumnya. Saya suka cara menulisnya, dan apa-apa yang dia
tulis disana, buat saya jadi tambah penasaran, hasilnya saya malah googling
mengenai siapa itu Kara Mustafa Pasha dan beberapa hal yang asing bagi saya.
Jadi penasaran dengan Museum-museum yang
disebutkan di buku ini. Seperti Museum Wina di Austria, Museum Louvre di Paris,
Mezquita di Cordoba, Hagia Sophia Istanbul, dan lain sebagainya. *kapan saya
bisa mengunjunginya? Heemm.. *
5 Desember yang lalu, film 99 Cahaya di Langit
Eropa mulai main di bioskop-bioskop. Langsung nonton? Ya enggak lah. Cari waktu
yang tepat buat nonton. Biasanya saya jarang mau nonton film yang diadaptasi
dari buku, kecuali emang penasaran dengan setting dari film tersebut. Seperti
waktu itu buku 5cm yang bercerita mengenai keindahan Gunung Semeru, karena
penasaran – dan kecil kemungkinan bisa pergi ke sana sendiri – begitu ada
waktu, ya saya nonton film itu, dan alhasil saya gak kecewa dengan setting
filmnya, walau beberapa cerita ada yang dihilangkan dan ditambahkan.
Begitu juga dengan film 99 Cahaya di Langit
Eropa, saya penasaran dengan bagaimana itu tempat-tempat yang telah disebutkan
di dalam buku karya Hanum. Dan well, its so cool!! Saya katrok, memang belum
pernah ke Eropa, makanya saya begitu kagum waktu nonton. Meskipun gak sedikit
nonton film yang berlatar di Eropa, tapi ini suatu yang baru, setting di Eropa
dengan mengambil sisi ke Islaman dari Eropa. *semakin membuat saya bermimpi
untuk bisa ke sana*
Dan, ini pertama kali bagi saya, saat nonton
selesai, saya baru ngeh, ini yang nonton mayoritas berkerudung semua. Hahah..
saya waktu itu nonton sama Uci, saya langsung heboh sendiri pengen motret
suasana di dalam teater, karna jarang banget begini. Dan begitu keluar dari
teater, baru ngeh lagi ternyata kita tadi nonton bareng sama teman-teman dari
panti asuhan. Wah keren kakak-kakak didiknya, mengajak mereka menonton film
seperti ini. :-)
Satu lagi, ada scene yang menurut saya agak
gak penting di film ini, yaitu adalah scene’nya Fatin. *tepok jidat* hahah..
–Sekian –
Komentar