Dari hati ke hati…. *eh
Maaf maaf bukan waktunya ngegombal niiihh… eling eling!!
Hehe. Bukan mau ngegombal kok, tenang aja. Cuma mau berbagi sedikit cerita
perjalanan selama survey beberapa hari yang lalu.
Kebetulan ada tugas dari dosen Infrastruktur Transportasi
buat melakukan survey ke stasiun. Terserah sih mau ke stasiun mana. Apa saja
yang disurvey? Yaitu meliputi :
Ø
Lokasi Stasiun
Ø
Fasilitas di Stasiun
Ø
Layout Emplasemen Stasiun : Jumlah Track, Wesel,
Peron, dsb
Ø
Sistem Persinyalan
Saya dan lima orang teman yang lain – Selpi, Abu, Dewanty,
Eca, dan si Om Wawan – memutuskan untuk survey ke Kediri. Kenapa Kediri? Yah
karena kita kehabisan stasiun yang deket-deket Surabaya. Lagipula gak sedikit
kok temen-temen satu kelas yang survey di luar kota, malah sampai Bandung (niat
banget yah… ya iyalah lha wong mereka sekalian pulang kampung :D ). Karena satu
orang harus satu stasiun, maka kami carinya juga harus ada enam stasiun.
Stasiun pertama yang kami kunjungi adalah stasiun Sembung. Lokasinya
di Kabupaten Jombang dan hampir perbatasan dengan Kediri dan Kertosono
(Nganjuk). Letaknya tepat di pinggir jalan dan kelihatan dari jalan raya. Jadi,
kami tidak kesulitan untuk mencarinya.
Kemudian kami menuju stasiun Purwoasri. Stasiun favorit
kami. Tempatnya adem-sejuk dan nyenengin banget. Dan sesuai dengan namanya,
Purwoasri ini bener-bener asri, dan belakangan diketahui bahwa ini adalah
stasiun yang paling bersih diantara stasiun-stasiun yang kami kunjungi.
Letaknya yang agak masuk ke gang, bikin kami salah kira, jangan-jangan ini
rumah lagi. Haha. Stasiun Purwoasri sudah masuk ke dalam wilayah Kabupaten
Kediri.
Pemberhentian ketiga adalah stasiun Papar, sekitar 4km dari
stasiun Purwoasri. Di sini kita juga diberi penjelasan mengenai system persinyalan
di stasiun dan langsung dijelaskan oleh Kepala Stasiunnya. Maklum dua stasiun
sebelumnya sebenarnya sudah lebih canggih, tetapi, karena yang lagi ada di
lapangan itu bagian operator, jadi mereka agak sedikit kagok juga kalau disuruh
menceritakan secara detil.
Jarak antar stasiun kecilnya memang tidak jauh, antara
4-5km. dan setelah Papar, kita menuju stasiun Minggiran, lalu Susuhan dan
terakhir adalah Stasiun Kediri yang merupakan stasiun besar di Kota Kediri.
Jumlah track yang ada umumnya adalah 2 track pada stasiun-stasiun kecil, karena
hanya digunakan untuk membantu lalu lintas kereta api yang mungkin melintas
bersamaan, lagipula naik turun penumpangnya pun tidak terlalu besar dibanding
stasiun-stasiun utama.
Elektrik
EMI (electro mechanic interlock)
Manual
Dari enam stasiun yang kami kunjungi, hanya satu stasiun
yang menggunakan system persinyalan elektrik, yaitu stasiun Sembung. Dan
stasiun Purwoasri yang menggunakan system persinyalan EMI singkatan dari
Electro Mechanic Interlock artinya yaitu menggunak semi elektrik, jadi seperti
campuran dari manual dan elektrik. Sedangkan di stasiun lainnya masih
menggunakan manual. Jadi menggunakan tenaga manusia untuk mengoperasikan
alatnya seperti halnya memindahkan tuas wesel dan lainnya.
Narsis dikit lah :P
***
Capek, capek deh. Istirahat beberapa jam di rumah bu Dhe-nya
Dewanty di Kediri. Capeknya ilang, ganti ngelayap deh. Haha. Iseng-iseng ada
yang nyeplos,”kemana abis gini?”maksudnya lanjut survey, pulang, ato cap cuz
maen. Hehe. Kan nanggung tuh, mumpung di luar kota, dan katanya Kediri deket
sama Malang, yuk ah akhirnya kita ke BNS!!! Capek, capek lagi deh sekalian.:D
Dan RAMEEEEEEE banget yang namanya BNS itu… ini THR-nya Batu
kali’ ya. Banyak banget yang berdua2an
sama pacarnya. Maklum malem minggu pisan. Dan gak lama juga ke BNS’nya.
Sudah capek, lapar dan pikiran gak focus. Jadi Cuma sampe jam 11 aja di sana,
trus lanjut pulang deh.
but, it was fun!!! :D
Komentar
really really great...
walaupun capek tp alhamdulillah seneng.. :)
btw sing nyeplos duluan ngajak nang BNS sopo yo..??
rencana rafting piye..???
mumpung kuliahe prei,,
@.@
nanti deh.. oke! :)