-- Kebun Teh,,, I come back –
Huwa!!!! Ini untuk kali ketiga saya pergi ke kebun teh. Yang pertama kali saya ke sana bersama tetangga sekampung waktu saya masih duduk di Jaman SD dulu. Sudah agak lupa sih, karena memang sudah lama sekali kira-kira 12 tahun yang lalu, dan ingatan saya tidak setajam pisau yang bisa begitu detailnya mengingat masa lalu (maka itu saya mencoba menuliskannya untuk mengingat-ingat kembali).

Kali kedua, saya pergi bersama my luvly friends saat SMA kelas 2 dan mau kenaikan kelas 3. Kami waktu itu bertiga belas (saya, Adit, Linda, Ima, Angga, Oneng, Party, Taukit, Risma, Ika, Aris, Khusni, Bayu), pergi bareng bersama keluarganya Angga. And all facility that we got, was free, without fee,, blass!!! Ya iyalah,,, kan semuanya sudah ditanggung sama Ayahnya Angga. Seneng deh,,, seneng banget waktu itu. Kita tinggal bawa badan dan kebutuhan yang kita butuhkan, tanpa mengeluarkan uang sepeser pun. Jadi ingat saat-saat itu. Kita ber-8 bareng-bareng naik mobilnya Angga, sisanya ada yang bareng ortu and saudaranya Angga. Ini ada foto kita ber-13 waktu itu di kebun teh, Wonosari. Dan karena kebetulan saat itu Risma habis ulang tahun, jadi deh kita sekalian ngerjain Risma di sana. Hehehe. ^_^,, it’s so funny, I was happy, and I missed them so much.

And,,, it’s the third time. 20-21 Januari kemaren, saya bersama sebagian teman-teman sekelas sama, kelas Y 2007 D3 Teknik Sipil ITS, pergi ke kebun teh Wonosari. Kami hanya ber-27 orang yang berangkat, dengan lima cewek, only me; Selpi; Rena-kecenkz; mbak Pitri; Adel, dan dua puluh dua cowok, they were Andri; dammar-uplik; sandy-boeloez; Kapid; Gugo; M & R . Aziz; M. Hilmi; Zein; Abu; Icank; Agus; Wakiju; Risk-man; Indra-sie konduk (konsumsi-dokumentasi); Tirta; Ardi; Dauz (it was the blood day for dauz, he got some accident there); Rizal – our komting forever and ever; Zulmi – Mr. Cool; Dannys; Beny.
-Kebersamaan/kesenangan sesaat?-
Saya benar-benar sangat senang sekali bisa berkumpul dan mungkin yah bercanda juga berbagi cerita bersama teman-teman di sini. Satu malam di kebun teh mungkin memang belum cukup memuaskan untuk kami yang masih ingin menghabiskan waktu liburan bersama tanpa memikirkan dahulu permasalahan di kampus. Ini adalah moment yang sangat jarang sekali kami alami dan kami lakukan bersama. Jalan-jalan ke kebon teh bersama, menyusuri setiap jalan setapak di perkebunan. Dan ini memang kali pertama pengalaman saya bisa keluar bersama dengan teman-teman kuliah saya sebanyak ini. Saya senang ketika bisa bermain kartu bersama (walaupun di sini juga bisa dilakukan sebenarnya), namun, ada sesuatu ‘yang beda’ yang membuat saya ‘sangat dan SANGAT SENANG SEKALI’. I can’t tell you here. Bercanda bersama, tertawa bersama, berfoto bersama. Sebenarnya memang ini semua bisa saja kami lakukan di Surabaya saja, tak perlu jauh-jauh pergi ke sana dan menghabiskan uang untuk ke sana. Namun, ada satu pesan dan sesuatu yang tersirat dari liburan bersama kita kali ini. Yaitu KEBERSAMAAN. Bukan kebersamaan seperti yang telah saya sebutkan sebelumnya, kebersamaan main kartu, foto-foto, dan lain-lain, bukan itu. Kebersamaan di sini, yang saya maksud kan adalah pembuktian kita kalau kita bisa melakukan ini semua itu bersama, merasakan ini semua itu bersama. Dan,,, ehm,,, mungkin sebagian besar yang kita lakukan di sana hanyalah bersenang-senang, memang iya. Tapi, jujur, saya tidak ingin kesenangan akan kebersamaan yang kita rasakan ini tidaklah hanya sesaat, dan tidak hanya kami rasakan di sana, di kebun teh. Not only now, but also for next day, wherever and whenever, we can feel it.
-memang susah kalau kumpul semua-
Bisa dibilang, kami yang berangkat ke kebun teh memang hanya sebagian dari teman-teman satu kelasY’07. Karena jujur memang sulit untuk melobby dan meyakinkan kepada mereka teman-teman yang ‘super sibuk dan mungkin super capek’ karena kegiatan sebelum ini untuk mengikuti kumpul bareng satu malam di kebun teh. Dengan berbagai alasan dan tipu daya mereka sampai kami jadi lebih capek sendiri meyakinkan mereka, dari mereka ’yang super capek’. Kekecewaan pasti ada karena kami tidak bisa merasakan kesenangan malam itu bersama semuanya. Kumpul bareng, duduk bareng dan membiacarakan semua masalah yang ada dipikiran. Jujur, saya benci kalau disuruh menjadi seorang yang nge-gap. Dan itulah yang terjadi pada kami. Kalo yang satu tidak ikut, yang lain juga tidak ikut. insyaAllah doakan hal itu tidak terjadi pada saya. Mungkin, kebersamaan mereka masuk kali ya. Satu gak ikut, gak ikut semua, itu berarti loyal kan ya dengan teman yang lain. Tapi, bukan loyal dan kebersamaan yang seperti yang seharusnya ditampilkan. Itu namanya egois. Bukan begitu. Memang baik memiliki teman baik, tetapi tidak baik juga kalau terlalu dan selalu ngikut dengan teman baik. Bolehlah memiliki teman dekat, kemana pun selalu bersama, namun tidak selamanya kita akan bersama mereka. Sekali-sekali berkumpul dengan yang lebih besar dari perkumpulan kita sendiri itu juga perlu. Dan itu lah permasalahan yang ada pada kami. Gap – sebuah komunitas kecil di dalam komunitas –.menyatukan komunitas kecil itu menjadi sebuah komunitas yang besar, itulah tantangan saat ini. Y’07 bukan terdiri dari orang-orang itu saja. Y’07 adalah semua penghuni kelas Y’07, bukan kelompok ini atau kelompok itu.
-hari berdarah-
Mungkin bisa dikatakan kalau ini adalah hari naas salah satu teman saya – Dauz –. Pertama entah awalnya bagaimana, Selpi tidak sengaja mendorong Dauz, sedemikian hingga kaki Uz berdarah.ya ampun kasihan sekali dia. dan kebetulan beberapa hari yang lalu Uz ulang tahun. Dan rencananya malam ini, kami mau buat kejutan untuk Uz. Seperti biasa, ceritanya kami memojokkan Uz akan acara liburan ini yang semrawut tidak karuan, karena teman-teman semuanya pergi sendiri-sendiri dan pada tidak mau ngumpul bareng. Bisa dibilang keadaan semakin memanas di malam yang dingin sampai-sampai saya hampir tidak dapat menahan tawa akan sandiwara teman-teman yang lain. Dan sampailah pada akhir acara, Uz dibawa ke halaman belakang, seketika sebenarnya Kapid berencana untuk menyiram Uz, tapi apa daya Kapid hampir saja terpeleset, akibatnya bukan hanya air dan dingin yang Uz dapat, melainkan juga darah. Mulut Uz berdarah karena terpukul oleh mulut timba yang dibawa Kapid. Bener-bener naas sekali kau Uz. Sudah jatuh tertimpa tangga. Hehehe.
Huwa!!!! Ini untuk kali ketiga saya pergi ke kebun teh. Yang pertama kali saya ke sana bersama tetangga sekampung waktu saya masih duduk di Jaman SD dulu. Sudah agak lupa sih, karena memang sudah lama sekali kira-kira 12 tahun yang lalu, dan ingatan saya tidak setajam pisau yang bisa begitu detailnya mengingat masa lalu (maka itu saya mencoba menuliskannya untuk mengingat-ingat kembali).
Kali kedua, saya pergi bersama my luvly friends saat SMA kelas 2 dan mau kenaikan kelas 3. Kami waktu itu bertiga belas (saya, Adit, Linda, Ima, Angga, Oneng, Party, Taukit, Risma, Ika, Aris, Khusni, Bayu), pergi bareng bersama keluarganya Angga. And all facility that we got, was free, without fee,, blass!!! Ya iyalah,,, kan semuanya sudah ditanggung sama Ayahnya Angga. Seneng deh,,, seneng banget waktu itu. Kita tinggal bawa badan dan kebutuhan yang kita butuhkan, tanpa mengeluarkan uang sepeser pun. Jadi ingat saat-saat itu. Kita ber-8 bareng-bareng naik mobilnya Angga, sisanya ada yang bareng ortu and saudaranya Angga. Ini ada foto kita ber-13 waktu itu di kebun teh, Wonosari. Dan karena kebetulan saat itu Risma habis ulang tahun, jadi deh kita sekalian ngerjain Risma di sana. Hehehe. ^_^,, it’s so funny, I was happy, and I missed them so much.

And,,, it’s the third time. 20-21 Januari kemaren, saya bersama sebagian teman-teman sekelas sama, kelas Y 2007 D3 Teknik Sipil ITS, pergi ke kebun teh Wonosari. Kami hanya ber-27 orang yang berangkat, dengan lima cewek, only me; Selpi; Rena-kecenkz; mbak Pitri; Adel, dan dua puluh dua cowok, they were Andri; dammar-uplik; sandy-boeloez; Kapid; Gugo; M & R . Aziz; M. Hilmi; Zein; Abu; Icank; Agus; Wakiju; Risk-man; Indra-sie konduk (konsumsi-dokumentasi); Tirta; Ardi; Dauz (it was the blood day for dauz, he got some accident there); Rizal – our komting forever and ever; Zulmi – Mr. Cool; Dannys; Beny.
-Kebersamaan/kesenangan sesaat?-
Saya benar-benar sangat senang sekali bisa berkumpul dan mungkin yah bercanda juga berbagi cerita bersama teman-teman di sini. Satu malam di kebun teh mungkin memang belum cukup memuaskan untuk kami yang masih ingin menghabiskan waktu liburan bersama tanpa memikirkan dahulu permasalahan di kampus. Ini adalah moment yang sangat jarang sekali kami alami dan kami lakukan bersama. Jalan-jalan ke kebon teh bersama, menyusuri setiap jalan setapak di perkebunan. Dan ini memang kali pertama pengalaman saya bisa keluar bersama dengan teman-teman kuliah saya sebanyak ini. Saya senang ketika bisa bermain kartu bersama (walaupun di sini juga bisa dilakukan sebenarnya), namun, ada sesuatu ‘yang beda’ yang membuat saya ‘sangat dan SANGAT SENANG SEKALI’. I can’t tell you here. Bercanda bersama, tertawa bersama, berfoto bersama. Sebenarnya memang ini semua bisa saja kami lakukan di Surabaya saja, tak perlu jauh-jauh pergi ke sana dan menghabiskan uang untuk ke sana. Namun, ada satu pesan dan sesuatu yang tersirat dari liburan bersama kita kali ini. Yaitu KEBERSAMAAN. Bukan kebersamaan seperti yang telah saya sebutkan sebelumnya, kebersamaan main kartu, foto-foto, dan lain-lain, bukan itu. Kebersamaan di sini, yang saya maksud kan adalah pembuktian kita kalau kita bisa melakukan ini semua itu bersama, merasakan ini semua itu bersama. Dan,,, ehm,,, mungkin sebagian besar yang kita lakukan di sana hanyalah bersenang-senang, memang iya. Tapi, jujur, saya tidak ingin kesenangan akan kebersamaan yang kita rasakan ini tidaklah hanya sesaat, dan tidak hanya kami rasakan di sana, di kebun teh. Not only now, but also for next day, wherever and whenever, we can feel it.
-memang susah kalau kumpul semua-
Bisa dibilang, kami yang berangkat ke kebun teh memang hanya sebagian dari teman-teman satu kelasY’07. Karena jujur memang sulit untuk melobby dan meyakinkan kepada mereka teman-teman yang ‘super sibuk dan mungkin super capek’ karena kegiatan sebelum ini untuk mengikuti kumpul bareng satu malam di kebun teh. Dengan berbagai alasan dan tipu daya mereka sampai kami jadi lebih capek sendiri meyakinkan mereka, dari mereka ’yang super capek’. Kekecewaan pasti ada karena kami tidak bisa merasakan kesenangan malam itu bersama semuanya. Kumpul bareng, duduk bareng dan membiacarakan semua masalah yang ada dipikiran. Jujur, saya benci kalau disuruh menjadi seorang yang nge-gap. Dan itulah yang terjadi pada kami. Kalo yang satu tidak ikut, yang lain juga tidak ikut. insyaAllah doakan hal itu tidak terjadi pada saya. Mungkin, kebersamaan mereka masuk kali ya. Satu gak ikut, gak ikut semua, itu berarti loyal kan ya dengan teman yang lain. Tapi, bukan loyal dan kebersamaan yang seperti yang seharusnya ditampilkan. Itu namanya egois. Bukan begitu. Memang baik memiliki teman baik, tetapi tidak baik juga kalau terlalu dan selalu ngikut dengan teman baik. Bolehlah memiliki teman dekat, kemana pun selalu bersama, namun tidak selamanya kita akan bersama mereka. Sekali-sekali berkumpul dengan yang lebih besar dari perkumpulan kita sendiri itu juga perlu. Dan itu lah permasalahan yang ada pada kami. Gap – sebuah komunitas kecil di dalam komunitas –.menyatukan komunitas kecil itu menjadi sebuah komunitas yang besar, itulah tantangan saat ini. Y’07 bukan terdiri dari orang-orang itu saja. Y’07 adalah semua penghuni kelas Y’07, bukan kelompok ini atau kelompok itu.
-hari berdarah-
Mungkin bisa dikatakan kalau ini adalah hari naas salah satu teman saya – Dauz –. Pertama entah awalnya bagaimana, Selpi tidak sengaja mendorong Dauz, sedemikian hingga kaki Uz berdarah.ya ampun kasihan sekali dia. dan kebetulan beberapa hari yang lalu Uz ulang tahun. Dan rencananya malam ini, kami mau buat kejutan untuk Uz. Seperti biasa, ceritanya kami memojokkan Uz akan acara liburan ini yang semrawut tidak karuan, karena teman-teman semuanya pergi sendiri-sendiri dan pada tidak mau ngumpul bareng. Bisa dibilang keadaan semakin memanas di malam yang dingin sampai-sampai saya hampir tidak dapat menahan tawa akan sandiwara teman-teman yang lain. Dan sampailah pada akhir acara, Uz dibawa ke halaman belakang, seketika sebenarnya Kapid berencana untuk menyiram Uz, tapi apa daya Kapid hampir saja terpeleset, akibatnya bukan hanya air dan dingin yang Uz dapat, melainkan juga darah. Mulut Uz berdarah karena terpukul oleh mulut timba yang dibawa Kapid. Bener-bener naas sekali kau Uz. Sudah jatuh tertimpa tangga. Hehehe.
Komentar
hiks3x begini lah nasib seorang tersangka yang tidak bersalah,,,
biarlah hanya allah yang tau.. hehehe