2:52 PM
Aku baru menyadari bahwa ada satu tempat yang jarang sekali kukunjungi di rumahku ini, yaitu balkon lantai dua rumahku. Aku sengaja mencoba untuk duduk-duduk di balkon ini. Mencoba untuk menghilangkan kepenatanku. Sungguh aku merasa penat sekali hari ini, padahal belum ada setengah hari berjalan, rasanya sudah sumpek sekali.
Adikku menangis terus minta main games yang ada di laptopku. Bukannya aku pelit dan tidak memberikannya kepadanya, namun rasanya laptopku juga butuh istirahat satu dua jam setelah dari pagi sejak bangun tidur kugunakan untuk mengerjakan tugas yang tidak tahu kapan selesainya.
Aku duduk sebentar di balkon. Aku lihat awan putih di atas sana yang sepertinya sebentar lagi akan berubah gelap karena akan turun hujan. Tidak banyak yang aku renungkan di sini. Mengingat bapak dan mama yang sedang berada di Tanah Suci untuk menunaikan Ibadah Haji dan hari ini akan melaksanakan Wukuf di Arafah – aku selalu mendoakan mereka, meminta kepada-Nya agar selalu dilindungi-Nya kedua orang tuaku, dan juga diberkan kesehatan selalu selama berada di sana – . Dan sudah satu minggu ini kedua orang tuaku berada di sana.
Mengingat aku harus mengurusi adikku yang masih duduk di bangku kelas 3 SD. Walaupun terkadang aku terkesan jahat kepada adikku, namun sungguh, aku bukan orang seperti itu. I can’t show my love for her like other. Aku bukan orang yang bisa menunjukkan rasa kasihku kepadanya secara terang-terangan dengan selalu membantunya, dan selalu mengiyakan apapun yang dia ingnkan.
Mengingat anggaran yang harus aku atur sedemikian rupa sampai kedua orang tuaku pulang. Mengatur gaji bapak yang pada bulan ini dikirim ke rekeningku. Aku takut bilamana ada kekurangan. Belum lagi untuk membayar tagihan listrik, membayar les adikku, sangu kakakku, juga sanguku sendiri, uang belanja selama bapak dan mama tidak berada di rumah. Mungkin bisa dibilang mengatur pengeluaran untuk rumah tangga ini bukan ha yang baru bagiku, selama ini pun aku juga jarang tinggal bersama kedua orang tuaku, dikarenakan bapak bertugas di luar kota dan mama menemaninya, adikku tidak mau diajak untuk pindah dan tinggal bersama mereka. Tapi dalam pengaturan kali ini agak berbeda, karena apa? Biasanya aku diberi jatah mingguan untuk mengatur semua itu, tetapi sekarang biaya dan anggaran dalam satu bulan harus aku pikirkan juga. Aku sangat mengkhawatirkan hal ini. Mengingat aku termasuk orang yang boros dan terkadang tidak dapat mengontrol diri sendiri. Semoga saja yang aku khawatirkan tidak terjadi.
Dan juga mengingat tugas-tugas kuliah yang belum selesai. Mengingat adanya ancaman begini-begitu bila tidak menyelesaikannya. Aku sudah berusaha untuk melakukannya dan menyelesaikannya. Namun ada satu hal yang tidak bisa dipelajari dengan sendirinya. Aku masih membutuhkan bantuan orang lain untuk menyelesaikan semua ini, karena aku bukanlah orang yang pintar dan cerdas. Aku tidak sepintar temanku yang memilikki Indeks Prestasi tertinggi seangkatan dan aku juga tidak secerdas temanku yang menduduki peringkat nomor dua tertinggi seangkatan.
Aku curahkan semua uneg-unegku ini pada tulisanku ini di laptop hijauku. Di balkon lantai dua rumahku dengan ditemani angin sepoi-sepoi dan langit yang mulai menggelap, tampaknya akan turun hujan. Dan hanya ada aku dan adikku saat ini di rumah.
Finally, I find my inspiration place in my home.
Aku baru menyadari bahwa ada satu tempat yang jarang sekali kukunjungi di rumahku ini, yaitu balkon lantai dua rumahku. Aku sengaja mencoba untuk duduk-duduk di balkon ini. Mencoba untuk menghilangkan kepenatanku. Sungguh aku merasa penat sekali hari ini, padahal belum ada setengah hari berjalan, rasanya sudah sumpek sekali.
Adikku menangis terus minta main games yang ada di laptopku. Bukannya aku pelit dan tidak memberikannya kepadanya, namun rasanya laptopku juga butuh istirahat satu dua jam setelah dari pagi sejak bangun tidur kugunakan untuk mengerjakan tugas yang tidak tahu kapan selesainya.
Aku duduk sebentar di balkon. Aku lihat awan putih di atas sana yang sepertinya sebentar lagi akan berubah gelap karena akan turun hujan. Tidak banyak yang aku renungkan di sini. Mengingat bapak dan mama yang sedang berada di Tanah Suci untuk menunaikan Ibadah Haji dan hari ini akan melaksanakan Wukuf di Arafah – aku selalu mendoakan mereka, meminta kepada-Nya agar selalu dilindungi-Nya kedua orang tuaku, dan juga diberkan kesehatan selalu selama berada di sana – . Dan sudah satu minggu ini kedua orang tuaku berada di sana.
Mengingat aku harus mengurusi adikku yang masih duduk di bangku kelas 3 SD. Walaupun terkadang aku terkesan jahat kepada adikku, namun sungguh, aku bukan orang seperti itu. I can’t show my love for her like other. Aku bukan orang yang bisa menunjukkan rasa kasihku kepadanya secara terang-terangan dengan selalu membantunya, dan selalu mengiyakan apapun yang dia ingnkan.
Mengingat anggaran yang harus aku atur sedemikian rupa sampai kedua orang tuaku pulang. Mengatur gaji bapak yang pada bulan ini dikirim ke rekeningku. Aku takut bilamana ada kekurangan. Belum lagi untuk membayar tagihan listrik, membayar les adikku, sangu kakakku, juga sanguku sendiri, uang belanja selama bapak dan mama tidak berada di rumah. Mungkin bisa dibilang mengatur pengeluaran untuk rumah tangga ini bukan ha yang baru bagiku, selama ini pun aku juga jarang tinggal bersama kedua orang tuaku, dikarenakan bapak bertugas di luar kota dan mama menemaninya, adikku tidak mau diajak untuk pindah dan tinggal bersama mereka. Tapi dalam pengaturan kali ini agak berbeda, karena apa? Biasanya aku diberi jatah mingguan untuk mengatur semua itu, tetapi sekarang biaya dan anggaran dalam satu bulan harus aku pikirkan juga. Aku sangat mengkhawatirkan hal ini. Mengingat aku termasuk orang yang boros dan terkadang tidak dapat mengontrol diri sendiri. Semoga saja yang aku khawatirkan tidak terjadi.
Dan juga mengingat tugas-tugas kuliah yang belum selesai. Mengingat adanya ancaman begini-begitu bila tidak menyelesaikannya. Aku sudah berusaha untuk melakukannya dan menyelesaikannya. Namun ada satu hal yang tidak bisa dipelajari dengan sendirinya. Aku masih membutuhkan bantuan orang lain untuk menyelesaikan semua ini, karena aku bukanlah orang yang pintar dan cerdas. Aku tidak sepintar temanku yang memilikki Indeks Prestasi tertinggi seangkatan dan aku juga tidak secerdas temanku yang menduduki peringkat nomor dua tertinggi seangkatan.
Aku curahkan semua uneg-unegku ini pada tulisanku ini di laptop hijauku. Di balkon lantai dua rumahku dengan ditemani angin sepoi-sepoi dan langit yang mulai menggelap, tampaknya akan turun hujan. Dan hanya ada aku dan adikku saat ini di rumah.
Finally, I find my inspiration place in my home.
Komentar