Hari ini hari terakhir puasa Ramadhan. Alhamdulillah ya Allah, Engkau telah pertemukan hambamu ini dengan Ramadhan tahun ini, semoga Engkau pertemukan hamba dengan Ramadhan tahun depan lagi ya Allah. Amin.
-Bojonegoro Sibuk-
Hari ini jalanan di Bojonegoro terasa sibuk sekali. Saya, Mama dan Adik saya pergi ke salah satu swalayan di kota Bojonegoro. Letaknya dekat dari rumah dinas bapak. Tinggal jalan kaki saja, tidak sampai lima menit sudah tiba di sana. Tadinya saya kira hanya akan membeli barang-barang yang diperlukan, sudah selesai kemudian pulang. Tetapi tidak. Yang menjadi jujugan pertama adalah tempat bermain. Uh dasar adik saya kurang kerjaan sekali. Tempat bermainnya sangat ramai sekali. Saya sampai pusing dan bingung sendiri tempat apa ini. Begitu berisik. Tempat bermain ini mengingatkan saya pada Sinar tempoe doeloe. Sinar adalah salah satu mall – zaman saya SD itu saya anggap mall, karena sudah cukup besar bagi saya – letaknya di daerah Jemursari, Surabaya, bersebelahan dengan kantor pos besar dan dekat dengan BPS – Badan Pusat Statistik – , di dalam Sinar terdapat supermarket, foodcourt, dan playground. Permainan yang ditawarkan kebanyakan adalah video game – begitu juga dengan swalayan yang ada di Bojonegoro – bentuk fisik dari alat permainan ini adalah seperti box yang terdapat layar dua dimensi-nya, saya biasa menyebutnya dengan ding-dong. Sekitar lima belas menit saya berada di playground itu. Cukup bising juga.
Tidak sampai di situ saja perjalanan saya di swalayan itu. Setelah dari lantai paling atas – kebetulan playground tersebut berada di lantai paling atas, paling atas hanya sampai lantai tiga saja – kami bertiga ke lantai di bawahnya untuk membeli sepatu sandal untuk Mas saya yang nomor dua dan beberapa potong underwear. Sungguh sebenarnya saya sangat khawatir akan pembelanjaan ini. Karena sungguh saya takut sekali uang yang Mama bawa tidak cukup untuk membeli barang-barang itu, bayangkan saja, Mama membeli sepasang sepatu sandal, sepasang sandal jepit untuk adik saya, baju koko untuk Mas saya, dan beberapa potong underwear. Benar apa yang saya takutkan hampir saja terjadi. Sangat nyaris melampaui batas uang yang Mama saya bawa. Saya agak sedikit bisa menghela nafas lega. Karena masih ada beberapa ribu rupiah sisanya dan masih cukup untuk saya membeli isi pensil untuk mengerjakan tugas yang saya boyong mudik.
Bojonegoro benar-benar sibuk, termasuk swalayan ini. Ramai sekali. Sampai-sampai ketika saya mau membayar satu pack isi pensil, saya harus mengantri panjang di kasir, padahal di swalayan tersebut terdapat sekitar empat sampai lima kasir dan semuanya bekerja. Saking ramainya, setiap kasir melayani sampai lebih dari lima antrian. Swalayan ini tidak begitu besar, namun sangat ramai. Maklum karena mungkin dikhawatirkan besok swalayan ini tidak buka karena lebaran. Saya sampai mual dan pusing gara-gara mengantri dan begitu penuhnya swalayan itu. Untung saja saya tidak sampai pingsan di tempat, entah jadinya apa saya bila sampai pingsan di sana. Bisa ramailah tempat itu nanti gara-gara saya pingsan di situ. Saya langsung mengeluh pada Mama dan langsung tiduran saya sesampainya di rumah. Sudah begitu hari sedang panas. Oh,,, ketik C spasi D,, Capek Deh..
-Pulsa Laris-
Dari pagi, saya sudah mengeluh untuk diisikan pulsa telepon oleh bapak, namun sampai sekitar pukul sebelas siang belum ada juga. Tapi akhirnya terisi juga pulsa. Lumayanlah dua puluh ribu. Tapi, sebenarnya masih belum cukup juga untuk mengirim ucapan Idul Fitri ke semua teman-teman saya sejagad raya. Sepulangnya bapak dari kantor, beliau member saya uang entah untuk apa, tetapi saya manfaatkan untuk membeli pulsa saja. Sorenya, saya pergi ke swalayan untuk membeli pulsa. Betapa kecewanya saya. Ternyata pulsa habis. Oh tidak,, dengan modal dua puluh ribu rupiah, saya mengirimkan sms lebaran kepada teman-teman saya. Dan untungnya cukup untuk mengirim. Dan tahu berapa sisa pulsa saya saat ini? Tinggal Sembilan rupiah saja!!! Oh bisa buat apa?? Pulsa sms ke sesame operator saja Rp 99,- bagaimana dengan ini?? Hanya bisa untuk pajangan saja. Hem,, tapi ya sudahlah. Toh besok saya ke Pacitan dimana signal operator saya tidak sampai ke daerah Mbah saya, jadi saya tidak perlu membalas sms dari teman-teman saya. Iya kan? Karena bagaimana bisa membalas, lha wong menerima saja tidak. ^^
-Bojonegoro Sibuk-
Hari ini jalanan di Bojonegoro terasa sibuk sekali. Saya, Mama dan Adik saya pergi ke salah satu swalayan di kota Bojonegoro. Letaknya dekat dari rumah dinas bapak. Tinggal jalan kaki saja, tidak sampai lima menit sudah tiba di sana. Tadinya saya kira hanya akan membeli barang-barang yang diperlukan, sudah selesai kemudian pulang. Tetapi tidak. Yang menjadi jujugan pertama adalah tempat bermain. Uh dasar adik saya kurang kerjaan sekali. Tempat bermainnya sangat ramai sekali. Saya sampai pusing dan bingung sendiri tempat apa ini. Begitu berisik. Tempat bermain ini mengingatkan saya pada Sinar tempoe doeloe. Sinar adalah salah satu mall – zaman saya SD itu saya anggap mall, karena sudah cukup besar bagi saya – letaknya di daerah Jemursari, Surabaya, bersebelahan dengan kantor pos besar dan dekat dengan BPS – Badan Pusat Statistik – , di dalam Sinar terdapat supermarket, foodcourt, dan playground. Permainan yang ditawarkan kebanyakan adalah video game – begitu juga dengan swalayan yang ada di Bojonegoro – bentuk fisik dari alat permainan ini adalah seperti box yang terdapat layar dua dimensi-nya, saya biasa menyebutnya dengan ding-dong. Sekitar lima belas menit saya berada di playground itu. Cukup bising juga.
Tidak sampai di situ saja perjalanan saya di swalayan itu. Setelah dari lantai paling atas – kebetulan playground tersebut berada di lantai paling atas, paling atas hanya sampai lantai tiga saja – kami bertiga ke lantai di bawahnya untuk membeli sepatu sandal untuk Mas saya yang nomor dua dan beberapa potong underwear. Sungguh sebenarnya saya sangat khawatir akan pembelanjaan ini. Karena sungguh saya takut sekali uang yang Mama bawa tidak cukup untuk membeli barang-barang itu, bayangkan saja, Mama membeli sepasang sepatu sandal, sepasang sandal jepit untuk adik saya, baju koko untuk Mas saya, dan beberapa potong underwear. Benar apa yang saya takutkan hampir saja terjadi. Sangat nyaris melampaui batas uang yang Mama saya bawa. Saya agak sedikit bisa menghela nafas lega. Karena masih ada beberapa ribu rupiah sisanya dan masih cukup untuk saya membeli isi pensil untuk mengerjakan tugas yang saya boyong mudik.
Bojonegoro benar-benar sibuk, termasuk swalayan ini. Ramai sekali. Sampai-sampai ketika saya mau membayar satu pack isi pensil, saya harus mengantri panjang di kasir, padahal di swalayan tersebut terdapat sekitar empat sampai lima kasir dan semuanya bekerja. Saking ramainya, setiap kasir melayani sampai lebih dari lima antrian. Swalayan ini tidak begitu besar, namun sangat ramai. Maklum karena mungkin dikhawatirkan besok swalayan ini tidak buka karena lebaran. Saya sampai mual dan pusing gara-gara mengantri dan begitu penuhnya swalayan itu. Untung saja saya tidak sampai pingsan di tempat, entah jadinya apa saya bila sampai pingsan di sana. Bisa ramailah tempat itu nanti gara-gara saya pingsan di situ. Saya langsung mengeluh pada Mama dan langsung tiduran saya sesampainya di rumah. Sudah begitu hari sedang panas. Oh,,, ketik C spasi D,, Capek Deh..
-Pulsa Laris-
Dari pagi, saya sudah mengeluh untuk diisikan pulsa telepon oleh bapak, namun sampai sekitar pukul sebelas siang belum ada juga. Tapi akhirnya terisi juga pulsa. Lumayanlah dua puluh ribu. Tapi, sebenarnya masih belum cukup juga untuk mengirim ucapan Idul Fitri ke semua teman-teman saya sejagad raya. Sepulangnya bapak dari kantor, beliau member saya uang entah untuk apa, tetapi saya manfaatkan untuk membeli pulsa saja. Sorenya, saya pergi ke swalayan untuk membeli pulsa. Betapa kecewanya saya. Ternyata pulsa habis. Oh tidak,, dengan modal dua puluh ribu rupiah, saya mengirimkan sms lebaran kepada teman-teman saya. Dan untungnya cukup untuk mengirim. Dan tahu berapa sisa pulsa saya saat ini? Tinggal Sembilan rupiah saja!!! Oh bisa buat apa?? Pulsa sms ke sesame operator saja Rp 99,- bagaimana dengan ini?? Hanya bisa untuk pajangan saja. Hem,, tapi ya sudahlah. Toh besok saya ke Pacitan dimana signal operator saya tidak sampai ke daerah Mbah saya, jadi saya tidak perlu membalas sms dari teman-teman saya. Iya kan? Karena bagaimana bisa membalas, lha wong menerima saja tidak. ^^
Komentar