Langsung ke konten utama

My Short Story 2

Dia di Hari Rabu

Sudah sejak malam tadi aku menunggunya di tempat ini. Tempat pertama kali aku dan dia bertemu. Namun sampai jarum jam yang ada di tanganku menunjukkan pukul 2.30 dini hari pun, dia tak kunjung datang. Dia janji untuk bertemu denganku. Sudah sejak seminggu yang lalu kami merencanakan pertemuan ini.
***
“Sil, bagaimana kalau kita bertemu lagi?” tanyanya.
“Ehm,, kau ini baru saja semalam kita bertemu, sekarang kau sudah minta untuk bertemu lagi.”
“Bukan sekarang Sil. Kalau sekarang, aku sendiri masih sibuk. Pekerjaan di kantorku banyak sekali.”
“Baiklah kalau begitu. Kapan kau mau bertemu lagi denganku?”
“Bagaimana kalau Rabu depan?”
“Kau ini suka sekali ya bertemu di hari Rabu. Beberapa kali kita bertemu, kau selalu saja minta bertemu di hari Rabu. Apa hari yang lain untuk kekasihmu yang lain?”
“Sila, kau ini suka sekali bercanda. Aku tak punya kekasih. Kebetulan saja hari Rabu aku lagi free.”
“hem, baiklah kalau begitu. Rabu depan kita bertemu.”
“Kau sendiri kenapa meng-iyakan untuk bertemu di hari Rabu?”
“Karena untukmu everyday is absolutely free.”
***
Hujan mulai turun. Di sini sudah sepi sejak tiga jam yang lalu, tapi aku tidak mau beranjak dari tempat ini. Siapa tahu dia akan datang. Aku mulai kedinginan di sini. Menusuk. Aku tidak membawa jaket yang tebal, karena kukira aku tidak akan lama menunggunya. Dia sudah kuhubungi, tapi handphonenya mati. Mungkin low batt.
***
Rabu, malam pertama bertemu dengan dia.
“Permisi, apa ada yang duduk di sini?” Tanya dia.
“Ah seharusnya iya. Aku sedang menunggu temanku.”
“Kalu begitu sama. Aku sedang menunggu temanku juga, tapi bangku di sini sudah terisi semua. Bolehkah aku duduk di sini?”
“Silakan.”
Hening.
“Apa kau sedang menunggu pacarmu?” Tanya kami bersamaan. Kami pun tertawa. Menertawakan kebetulan ini.
“Baiklah, sepertinya kau mau mengatakan sesuatu.”
“Tidak, kau saja dulu.”
“Ladies first.”
“Sudah tak zamannya ladies first. Semuanya sama.”
“Oh ya? Baiklah, kalau begitu aku saja dulu yang bertanya. Apa kau sedang menunggu kekasihmu?”
“Iya.”
“Sudah berapa lama kau menunggunya?”
“Baru dua jam. Don’t laugh me!”
“No, I don’t. tapi, sungguh kau menunggu kekasihmu selama itu? setia sekali kau.”
“Kalau bukan karena sesuatu yang sangat penting sekali aku sendiri tak mau menunggunya selama ini.”
“Kenapa kau tak menghubunginya?”
“Handphonenya tidak aktif.”
“Sepenting itukah?”
“Ya.” Aku diam.”Tunggu dulu, sepertinya dari tadi kau terus yang berbicara.”
“Bukankah sudah kukatakan ladies first? Tapi kau tak mau bertanya apa pun. Ya sudah aku saja yang bicara. Oh iya dari tadi kita mengobrol, tak sekalipun kita menyebutkan nama. Kalau boleh ku tahu siapa namamu?”
“Sila.”
Dia menyebutkan namanya.Sama seperti dirinya yang kutunggu.
“Kalau boleh kutahu, memangnya apa yang mau kau bicarakan dengan kekasihmu itu?”
“kau ini mau tahu saja ya urusan orang.”
Kring…kring… handphoneku berbunyi. Kakak.
“Ada apa Kak?”
“Dia sudah tiada. Dua jam yang lalu.”
Aku terpaku di tempatku. Aku tak kuasa. Tubuhku terasa lemas sekali. Sekejap semuanya kabur dari pandangan. Gelap. Hilang.
***
Aku sudah semakin tak kuat. Aku harus meninggalkan tempat ini. Hujan sudah mulai reda. Tidak ada kendaraan umum dini hari seperti ini. Taksi pun tidak ada yang melintas. Aku harus berjalan kaki. Sedari tadi berulang kali ada mobil yang melintas. Mereka menawarku. Dikiranya aku wanita penghibur. Pekerja seks komersial.
Aku terus berjalan. Ada sebuah mobil ambulans melintas di depanku saat aku menyeberang. Akhirnya, aku sampai juga di rumah. Aku merebahkan tubuhku di atas kasurku yang empuk. Malam yang melelahkan.
***
“Selamat pagi.” Seorang wanita cantik bertubuh langsing berdiri di depan pintu rumahku.
“Pagi.” Balasku.
“Apa anda yang bernama Sila?” Wanita ini mulai bertanya.
“Ya, saya Sila. Anda siapa?”
Wanita itu menjelaskan siapa dirinya. Dan wanita itu menjelaskan pula maksud kedatangannya ke rumahku ini. Aku langsung terduduk lemas di ambang pintu. Aku tak percaya dengan apa yang dikatakan wanita itu. Wanita itu adalah adik dia yang semalam kutunggu, dan dia sudah meninggalkan dunia ini sejak pukul 1.00 dini hari tadi saat dimana aku benar-benar sedang menunggunya di tempat pertama kita bertemu. Dan dia tidak pernah mengucapkan salam perpisahan untuk mengakhiri semua ini.
***
Mengapa harus Rabu?!! Teriakku dalam hati ini.
Orang yang kusayang kenapa selalu pergi tinggalkanku pada hari Rabu?!
Kubuka lagi surat yang diberikan lagi oleh dia melalui adiknya.


Maafkan aku,,,
Bila aku telah menyakitimu
Di hari Rabu
Yang seharusnya tidak lagi menjadi kesedihan bagimu
Maafkan aku,,
Bila aku tak bisa bahagiakanmu..
Maaf,,
Bila aku harus pergi
Tanpa mengatakan sepatah kata pun padamu
Walaupun hanya,”Say good bye.”
Mungkin aku takkan kembali,,
Maafkan aku,,,
Bila telah membuatmu menunggu…


by:

SinTa

Komentar

Nindy Hardjadinata mengatakan…
Bait yang terakhir (in italic), puisi? lagu? ato apa mak? soooo sweet... :]

Cerita2mu lebih cocok dikirim ke majalah kayak Kartini, Femina dll. Lebih dewasa mak, ga kayak cerita2Q hoho

Keep on writing !
fransintablog mengatakan…
hehe,,, itu puisi kali ya,,, mboh lah aku ngawur kok bikinnya,, sak enak hatiku,, hehe,,

wah2 boleh tuh kalo dikirim ke majalah2 begitu juga gak pa-pa,, emang gimna cara ngirimnya? via email apa post??

Postingan populer dari blog ini

Pak Rektor aja kasih jempol :)

Sibuk sibuk sibuk. Ya sampai-sampai gak sempet buat nge-blog, tapi rajin banget buat maen city ville di  fb ,, haha :D dan sekarang saya harus menyempatkan diri untuk update blog. Gimana enggak, saya harus berbagi kesenangan juga tentunya dengan teman-teman di sini J (ceritanya agak sombong nih) hehe.. Sudah sebulan terakhir, saya jarang banget gowes alias keliling kota naik sepeda. Dan jujur saya kangen banget buat ngelakuin itu lagi. Tapi karena banyaknya kegiatan baru dan persiapan nikahannya abang saya yang nomer dua, jadi lah saya harus menunda untuk ber-gowes ria. Tapi, saya juga gak betah untuk terus-terusan disibukkan denga kegiatan yang itu-itu saja : menghadap computer mebuka excel, main city ville di  fb , dan semacamnya yang berhubungan dengan computer. Hobi saya yang lain kambuh!! Mumpung feel-nya lagi muncul ke permukaan, saya memanfaatkan untuk menggambar beberapa sketsa. Saya berbaik hati untuk menggambar sketsa buat abang saya bentar lagi nikah itu. Tapi maaf be...

Sama Siapa?

“Kamu sekarang sama siapa?” pertanyaan macam gitu biasanya muncul pas lagi kumpul-kumpul bareng temen ato telponan ato sms-an ato bbm-an ato watsapan sama temen yang udah lama gak ketemu ato udah lama gak ngobrol. Huuuummm,,, yang seperti ini gak jarang ditujukan pada saya. So, apa jawaban saya? “sama kamu, kan lagi ngobrol sama kamu.” - -“  Wajar sih ya pertanyaan seperti itu dilontarkan, mengingat umur sudah semakin berkurang, gak lengkap  kalo gak ngerasain yang namanya ‘sama siapa’ itu… Dan beberapa hari ini, eh beberapa minggu ding, eh bulan kali ya… sudah ada beberapa temen yang Tanya akan hal itu. Mau dijawab apa? Masa jawabannya terus-terusan sama kamu… heemmm,, bubur kacang ijo, kalo gitu jujur aja ya bro! hehe.. -           Temen 1 (cewek) Kita bbm-an, dan saya yang menyapa, hingga akhirnya dia Tanya “kamu sekarang sama siapa?” wah pertanyaan ini lagi pikir saya. Ya jujur aja donk yah,,, belum adaaaa – sambil n...

magang,,, market edition,,

sudah hampir lima minggu ini saya libur (baca magang). dulu, di awal semester 4, saya kira bakalan seperti apa magang ini, oh ternyata yah seperti ini ini saja. merasakan duduk di kursi kantor, mengerjakan tugas yang diberikan, bertanya bila ada yang tidak di mengerti dan lain sebagainya layaknya orang sudah bekerja sungguhan... pekerjaan yang saya lakukan di sini, tentu tidak jauh beda dengan perkuliahan saya, surveying, pengawasan, menghitung volume bangunan, dan lain-lain. kebetulan, minggu kemarin, saya baru saja melakukan surveying. lokasinya tidak jauh dari perumahan tempat tinggal saya, di daerah Delta Sari Indah - Waru SDA,,, saya mendapatkan tugas survey pasar, so bin jadi, pagi-pagi sekali saya harus pergi ke pasar. tadinya, saya khawatir kalau saya sendirian, saya bakalan bingung sendiri, what should i do there, dan pastinya bakalan garing keliling-keliling pasar sendirian, tetapi ternyata ada teman yang berbaik-hati mau menemani saya survey. ^^,,, tapi sayang, bukan teman ...